Menyoal Asumsi APBN 2023

Menyoal Asumsi APBN 2023

Dr. Noviardi Ferzi--

BACA JUGA:Kejar Efisiensi, Perbankan Nasional Gencarkan Transformasi Digital

BACA JUGA:Ngeri, Pemandangan Mayat Berjejer pada Tragedi Perayaan Halloween di Itaewon

Deviasi asumsi dasar ekonomi yang terlalu jauh dari kondisi terkini, akan membawa dampak tidak langsung ke perekonomian.

Pertama, pertumbuhan ekonomi Indonesia 2023 hanya berada di kisaran 4,5% hingga 5%. Kenapa Pertumbuhan Ekonomi dijadikan asumsi penting dalam penyusunan APBN.

Hal ini karena pertumbuhan ekonomi menunjukkan aktivitas perekonomian dalam menghasilkan tambahan pendapatan masyarakat pada suatu periode tertentu.

Pertumbuhan ekonomi diukur dengan menggunakan data Produk Domestik Bruto (PDB).

BACA JUGA:Sedan Listrik Jaguar Resmi Mengaspal di Indonesia

BACA JUGA:Kepulan Asap di Desa Tungka I Sempat Dikira Kebakaran, Ternyata Karhutla

PDB merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu negara tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi.

PDB menjadi salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu negara dalam suatu periode tertentu.

PDB dapat ditunjukkan dengan dasar harga berlaku maupun harga konstan.

Kedua, inflasi. Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) memberi dampak langsung maupun dampak lanjutan (second round impact) pada inflasi.

BACA JUGA:BUMN Sucofindo Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 Jurusan Kimia, Cek Syaratnya

BACA JUGA:Ini Cara Mengencangkan Wajah tanpa Operasi

David melihat, tingginya inflasi masih berlanjut ke tahun depan, dengan perkiraan rerata sebesar 4% hingga 5%, lebih tinggi dari target 3,6%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: