Manchester United Terpuruk, Bisakah Ruben Amorim Memimpin Kemenangan di 2025?
Ruben Amorim--
JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID-Pada pergantian tahun 2024, Manchester United menghadapi tantangan berat, dan pelatih Ruben Amorim memiliki tugas besar untuk memulihkan kondisi tim. Setan Merah mengakhiri tahun 2024 dengan hasil mengecewakan setelah kalah 0-2 dari Newcastle United di laga Liga Inggris di Old Trafford, Manchester, pada Selasa dini hari WIB.
Kekalahan tersebut menjadi yang keempat berturut-turut bagi Manchester United di berbagai kompetisi, memperpanjang catatan buruk yang sudah ada. Rentetan kekalahan tersebut membuat kemenangan 2-1 atas Manchester City terasa seperti kebetulan belaka.
Akibat gol yang dicetak oleh Alexander Isak dan Joelinton, Manchester United mengalami kekalahan kandang ketiga secara beruntun sejak 1979, setelah sebelumnya juga kalah dari Nottingham Forest dan Bournemouth.
Setelah menjalani bulan Desember yang buruk, United tercatat menempati posisi ke-14 di klasemen Liga Inggris dengan 22 poin, hanya selisih tujuh poin dari zona degradasi. Manajemen dan tim pelatih harus segera bertindak untuk memperbaiki kondisi ini demi menghindari bencana lebih lanjut bagi klub yang berbasis di Old Trafford.
BACA JUGA:Tahun 2025 Bisa Jadi Tahun yang Menantang, Ini Cara Menetapkan Resolusi yang Tepat
BACA JUGA:Kabar Baik untuk Usaha Mikro: Bunga Pinjaman Online Kini Lebih Rendah!
Peluang dalam bursa transfer Januari pun menjadi harapan bagi tim pelatih, yang perlu melakukan langkah-langkah strategis untuk memenuhi kebutuhan pelatih Ruben Amorim. Amorim, yang baru diangkat pada 11 November lalu, harus mengatasi situasi sulit dengan skuad yang masih diwarisi dari era Erik ten Hag.
Pelatih asal Portugal ini menegaskan bahwa ia tidak menargetkan Manchester United untuk bersaing memperebutkan gelar juara musim ini, meski pernyataan tersebut tak terhindarkan mengingat situasi yang ada. Fokusnya lebih kepada memastikan bahwa gaya permainan yang ingin diterapkan dapat berjalan dengan baik.
Setelah diterapkan formasi 3-4-2-1, yang berbeda jauh dari formasi 4-3-3 atau 4-2-3-1 era Ten Hag, perubahan tersebut tidak berjalan mulus. Mengubah formasi di tengah musim memerlukan adaptasi yang cepat, namun masalah cedera membuat proses tersebut tidak semudah yang diharapkan.
Amorim baru dapat berlatih dengan skuad lengkap hanya beberapa kali, sementara kondisi pemain yang tak selalu prima turut memengaruhi penerapan gaya permainan yang diinginkannya. Permainan United yang cenderung lebih melebar, bertentangan dengan gaya Ten Hag yang lebih fokus pada pengaturan ruang antar lini, menjadi salah satu alasan kesulitan.
BACA JUGA:Mulai 2025, Tarif PPN Barang Mewah Resmi Naik! Simak Dampaknya
BACA JUGA:Pj Wali Kota Launching Intergrasi Layanan Primer Se-Kota Jambi
Selain masalah di lini depan, sektor pertahanan juga menjadi kendala yang belum terselesaikan oleh Amorim. Meskipun telah mendatangkan pemain bertahan berkelas seperti Matthijs de Ligt, Noussair Mazraoui, Leny Yoro, dan gelandang bertahan Manuel Ugarte, lini pertahanan tetap rapuh. Dalam 19 laga Liga Inggris yang dijalani, United kebobolan 26 gol dan hanya mencatatkan enam kali nirbobol.
Kesulitan di belakang juga berdampak pada serangan tim yang kurang tajam. United tercatat hanya mencetak 21 gol dari 19 laga Liga Inggris, dengan rata-rata 1,1 gol per pertandingan. Jumlah ini jauh tertinggal dibandingkan tim-tim besar lainnya, seperti Liverpool (45 gol), Arsenal (35 gol), Chelsea (38 gol), dan Manchester City (32 gol).
Sebagai pencetak gol terbanyak sementara, Bruno Fernandes dan Marcus Rashford hanya mengoleksi empat gol, dengan Joshua Zirkzee dan Alejandro Garnacho mengikuti dengan tiga gol.
Amorim menyadari bahwa timnya saat ini masih jauh dari ekspektasi penerapan skema yang diinginkannya. Pelatih berusia 39 tahun itu percaya bahwa perubahan perlu dilakukan dan musim ini akan menjadi ujian bagi semua pihak di klub.
BACA JUGA:7 Tips Mencegah Penyakit Saat Menyambut Malam Tahun Baru 2025
BACA JUGA:Como Kejutkan Lecce dengan Kemenangan 2-0, Lihat Gol Menentukan dari Cutrone dan Paz
Dengan empat pertandingan yang sudah dilalui, Amorim tetap mempertahankan formasi 3-4-2-1 meskipun adaptasi belum sepenuhnya berhasil. Namun, ia juga tahu bahwa dalam situasi seperti ini, kadang perlu melakukan perubahan untuk mencapai hasil yang lebih baik.
Ketika tim berada dalam rentetan hasil buruk, kekompakan dan semangat di ruang ganti sangat penting. Setelah kekalahan dari Newcastle, Amorim tetap optimistis dan percaya dirinya mampu membawa United bangkit dari keterpurukan.
Dengan bursa transfer Januari yang akan datang, United harus segera mencari pemain yang sesuai dengan kebutuhan Amorim. Meski kemungkinan mendatangkan pemain dengan harga mahal sulit, manajemen United bisa mempertimbangkan untuk memberikan lebih banyak waktu bermain kepada pemain muda, seperti yang dilakukan musim lalu dengan Kobie Mainoo dan Alejandro Garnacho.
Dengan perubahan yang diperlukan dan dukungan penuh dari skuad, 2025 bisa menjadi tahun pemulihan dan kebangkitan bagi Manchester United. Resolusi Amorim untuk klub ini akan memerlukan kerja keras dan tekad, serta kemampuan untuk keluar dari masa-masa sulit meski hasil klasemen akhir tetap harus dilihat nanti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: