Perang Meletus di Perbatasan Thailand-Kamboja, Ratusan Ribu Warga Sipil Mengungsi
Perang antara Thailand dan Kamboja meledak pada Kamis, 24 Juli 2025.-ist/jambi-independent.co.id-
JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID- Ketegangan berkepanjangan antara Thailand dan Kamboja yang sebelumnya memanas akhirnya meledak menjadi konflik bersenjata terbuka. Pasukan militer Thailand meluncurkan serangan udara ke target militer Kamboja pada Kamis, 24 Juli 2025.
Melalui video yang beredar luas di media sosial, tampak warga sipil dari kedua belah negara di perbatasan negara Thailand dan Kamboja merekam serangan demi serangan yang diluncurkan kedua negara tersebut.
Eskalasi konflik yang semakin meningkatkan ini mengakibat sekurang-kurangnya 40.000 warga yang berada di perbatasan negara yang bersengketa diharuskan untuk mengungsi. Sedangkan Thailand menyebut setidaknya terdapat 100.000 warga di perbatasan yang mengungsi.
BACA JUGA:Warisan Alam dan Budaya Jambi Butuh Ekosistem, Bukan Sekadar Event
Insiden yang menjadi sebab ledakan konflik terjadi setelah dua prajurit Thailand harus kehilangan kaki sebab menginjak ranjau darat. Pihak Thailand juga menyebut Kamboja melakukan serangan terlebih dahulu dengan meluncurkan roket BM-21 milik Rusia. Kemudian dibalas oleh Thailand dengan jet tempur F-16 buatan Amerika Serikat.
Hubungan bilateral yang semakin memburuk antara kedua negara ini juga membuat Thailand mengusir Duta Besar Kamboja Hun Saroeun. Thailand pun juga menarik duta besar mereka di negara Kamboja.
Pihak Thailand juga menyerukan kepada warga negaranya untuk segera meninggalkan Kamboja di tengah peperangan yang semakin memanas.
Merespons situasi memanas di negara ASEAN ini, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa dengan segera mengadakan rapat darurat pada Jumat, 25 Juli 2025. Amerika Serikat yang merupakan sekutu Thailand meyerukan untuk menyudahi perang.
BACA JUGA:Terafiliasi dengan NII, Pemkab Merangin Resmi Bekukan Yayasan RAJU dan Panti Asuhan Kasih Ummi
Sama halnya dengan China, yang merupakan sekutu Kamboja mendorong kedua negara tersebut untuk dapat menyelesaikan permasalahan dengan kepala dingin.
Konflik antara Thailand dan Kamboja bukan hal baru. Kedua negara ini memiliki sejarah panjang sengketa tanah.
Sengketa soal wilayah kuil Preah Vihear telah berlangsung selama puluhan tahun, dan meski sempat mereda melalui kesepakatan bilateral serta keputusan Mahkamah Internasional, ketegangan di lapangan rupanya masih menyisakan bara.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:



