AWARDS
b9

Waspada! Paparan Mikroplastik Dapat Picu Asma hingga Kanker Paru

Waspada! Paparan Mikroplastik Dapat Picu Asma hingga Kanker Paru

Ilustrasi, bahaya mikroplastik bagi kesehatan manusia-ist/jambi-independent.co.id-

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) periode 2017–2024, Agus Dwi Susanto, memperingatkan bahwa paparan mikroplastik dalam jangka panjang berpotensi menimbulkan berbagai penyakit serius pada sistem pernapasan manusia. 

Mulai dari asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), hingga kanker paru-paru bisa terjadi akibat inhalasi partikel plastik berukuran sangat kecil tersebut.

Dalam keterangannya di Jakarta, Kamis 23 Oktober 2025, Agus menjelaskan bahwa mikroplastik merupakan partikel plastik halus berukuran 1 mikrometer hingga 5 milimeter yang dihasilkan dari proses degradasi berbagai jenis plastik di lingkungan.

BACA JUGA:Trump Apresiasi Rencana Indonesia Kirim Pasukan Perdamaian ke Gaza

"Mikroplastik yang berada di udara dan terhirup, untuk ukuran di atas 5 mikrometer umumnya hanya mencapai saluran napas bagian atas. Dampaknya menimbulkan iritasi hidung, tenggorokan gatal, batuk, dan hidung berair," ujarnya.

Lebih lanjut, Agus menambahkan bahwa mikroplastik dengan ukuran lebih kecil, yakni 0,5 hingga di bawah 5 mikrometer, mampu menembus hingga ke saluran napas bawah dan alveoli paru. 

Kondisi ini dapat memicu iritasi dan peradangan paru, yang menyebabkan batuk berdahak, sesak napas, dan pada penderita penyakit paru kronis dapat memperburuk gejala.

BACA JUGA:Nah! Purbaya Soroti BPJS Kesehatan Masih Beli Alkes yang Tidak Relevan

"Pada penderita asma dan PPOK, paparan mikroplastik ini dapat meningkatkan risiko serangan kambuhan," kata Agus. Ia menjelaskan, mikroplastik dapat berasal dari dua sumber utama, yakni mikroplastik primer dan sekunder. 

Mikroplastik primer terbentuk dari produk sehari-hari seperti kosmetik, sabun, detergen, hingga insektisida. Sementara mikroplastik sekunder berasal dari botol plastik, kantong plastik, dan wadah makanan yang mengalami degradasi.

Agus menegaskan bahwa partikel tersebut dapat tersebar di udara melalui proses pengendapan basah dan kering, serta menempel di air, sayuran, atau makanan yang kemudian bisa masuk ke dalam tubuh manusia baik melalui sistem pencernaan maupun pernapasan.

BACA JUGA:Pemkab Muaro Jambi Peringati HUT ke-26, Bupati BBS Ajak Warga Satukan Tekad Menuju Muaro Jambi Berbakti

Untuk mengurangi risiko paparan, Agus menyarankan masyarakat untuk menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan, terutama ketika kualitas udara sedang buruk atau berdebu. 

Ia juga menekankan pentingnya menjaga daya tahan tubuh dengan istirahat cukup dan konsumsi makanan bergizi.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: