Ekonom Sarankan Solusi Konkret Ini Untuk Mencegah Kenaikan Harga BBM

Ekonom Sarankan Solusi Konkret Ini Untuk Mencegah Kenaikan Harga BBM

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira memberikan solusi untuk mencegah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).- Ilustrasi: Ricardo/JPNN.com-

JAKARTA,JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Heboh soal harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang akan naik, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira angkat bicara.

Bhima memberikan solusi untuk mencegah kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

Menurut Bhima, ada win win solution yang bisa dilakukan oleh pemerintah sehingga tidak perlu menaikkan harga BBM.

Dikatakannya bahwa pemerintah sebaiknya menghentikan kebocoran penggunaan BBM bersubsidi oleh industri berskala besar dibandingkan menaikkan harga.

BACA JUGA:Pansus III DPRD Provinsi Jambi Studi Banding ke Sumatera Selatan, Bahas 2 Ranperda Ini

BACA JUGA:Pemprov Jambi Targetkan Akhir Agustus Inflasi di bawah 8 persen , Begini Kata Karo Perekonomian Johansyah

“Win-win solution-nya adalah pemerintah melakukan revisi aturan untuk menghentikan kebocoran solar subsidi yang dinikmati oleh industri skala besar, pertambangan dan perkebunan besar,” kata Bhima di Jakarta, Senin 22 Agustus 2022.

Bhima menyebut dengan menutup kebocoran BBM maka pemerintah bisa hemat pengeluaran subsidi, mengingat 93 persen konsumsi Solar adalah jenis subsidi.

Dia mencontohkan pemerintah harus mengatur kebocoran penggunaan Solar bersubsidi di truk yang mengangkut hasil tambang dan sawit.

"Kebijakan yang lebih baik dibandingkan menaikkan harga jenis Pertalite dan Solar," ungkapnya.

BACA JUGA:Kamaruddin Simanjuntak Siap Sekolahkan Anak Ferdy Sambo Sampai Doktoral

BACA JUGA:Rapat Inflasi Bersama Disperindagkop Jambi, Distributor Beras Sepakat Tak Naikkan Harga

Bhima mengingatkan kenaikan harga Pertalite dan Solar akan mempengaruhi masyarakat termasuk kelas menengah karena mereka akan mulai menahan belanjanya.

Penahanan belanja masyarakat akan berimbas pada permintaan industri manufaktur yang berpotensi terpukul, serapan tenaga kerja terganggu hingga akhirnya target-target pemulihan ekonomi pemerintah tidak sesuai target.

Target-target pemulihan ekonomi pemerintah bisa buyar,” tegasnya.

Bhima juga menyarankan agar pemerintah menggunakan surplus APBN yang hingga Juli 2022 mencapai Rp 106,1 triliun atau 0,57 persen dari PDB untuk menambal subsidi.

BACA JUGA:Kisah Cinta Zodiak Kamu, 23 Agustus 2022, Aquarius, Anda Bisa Mendapatkan Pengalaman Nyata Hari ini

BACA JUGA:Ramalan Karier Berdasarkan Zodiak, Leo, Negosiasi Terkait Pekerjaan Akan Sulit

Selain itu, pemerintah juga bisa secara paralel memangkas belanja infrastruktur dan belanja pengadaan barang jasa di pemerintah daerah dan pusat untuk menambal subsidi energi seperti dikutip dari jpnn.com.

“Kenapa surplus tadi tidak diprioritaskan untuk tambal subsidi energi? Jangan ada indikasi pemerintah tidak mau pangkas secara signifikan anggaran yang tidak urgent dan mengorbankan subsidi energi,” tegas Bhima. (viz)

 
 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: