Indonesia Tunggu Hasil Pembahasan Prabowo-Raja Abdullah Terkait Misi Perdamaian Gaza
Presiden Prabowo Subianto dan Raja Yordania Abdullah II-Ist/jambi-independent.co.id-
JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin angkat bicara mengenai agenda pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto dan Raja Yordania Abdullah II yang berkunjung ke Indonesia pada 14-15 November 2025. Salah satu topik utama yang akan dibahas kedua pemimpin adalah misi perdamaian di Gaza.
Usai menyambut Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Yordania, Mayor Jenderal Pilot Yousef Ahmed Al-Hunaity, di Kementerian Pertahanan Jakarta, Sjafrie menegaskan pentingnya memperkuat kerja sama Indonesia-Yordania dalam upaya kemanusiaan dan stabilisasi keamanan di Gaza.
Ia menjelaskan bahwa Yordania selama ini memiliki peran besar dalam mendukung operasi kemanusiaan Indonesia, termasuk memberikan akses bagi TNI Angkatan Udara untuk melakukan airdrop logistik ke wilayah Gaza.
BACA JUGA:Bakal Keren Nih! Ini Foto-foto Rencana Pembangunan Lapangan Garuda di Jambi
"Yordania banyak membantu Indonesia dalam operasi kemanusiaan dengan memberi kesempatan bagi angkatan udara kita melakukan airdrop logistik di Gaza," ujarnya, Jumat 14 November 2025.
Sjafrie mengatakan Indonesia saat ini menunggu perkembangan lanjutan mengenai peran yang dapat diambil dalam misi perdamaian tersebut. Keputusan final akan mengikuti arah inisiatif yang tengah digagas Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan akan dibahas secara langsung oleh Presiden Prabowo dalam pertemuan dengan Raja Abdullah II.
Hasil pembahasan itu nantinya menjadi dasar bagi Indonesia dalam menentukan langkah pengiriman pasukan perdamaian ke Gaza. Ia menyebut Indonesia dan Yordania juga tengah membentuk komite kerja sama yang mencakup pertukaran informasi serta pembaruan laporan intelijen terkait kondisi terbaru di Gaza.
Menurut Sjafrie, Indonesia menunggu penempatan atase pertahanan Yordania di Jakarta, sementara calon atase pertahanan Indonesia untuk Yordania juga sedang disiapkan.
BACA JUGA:Nah! Ini Penampakan Lapangan Kantor Gubernur Jambi yang Bakal Disulap Jadi Lapangan Garuda
"Yang terpenting adalah jangan sampai kita kehilangan komunikasi dan informasi situasi. Dengan begitu, ketika kondisi memungkinkan, kita tahu langkah apa yang harus dilakukan," jelasnya.
Terkait pengiriman pasukan, Sjafrie menegaskan bahwa Indonesia hanya akan mengerahkan pasukan dengan status peacekeeping operation, bukan peacemaking. Presiden Prabowo telah menyiapkan sekitar 20 ribu personel, dengan fokus kemampuan pada sektor kesehatan dan konstruksi.
Ia juga menambahkan bahwa operasi airdrop bantuan kemanusiaan tetap bisa dilakukan, tetapi harus menyesuaikan situasi di lapangan dan membutuhkan izin dari pihak-pihak terkait, termasuk otoritas Israel.
Indonesia, kata Sjafrie, akan menghindari pendekatan koersif dan tetap berfokus pada misi kemanusiaan. Ada dua opsi kerangka misi perdamaian yang dipertimbangkan: di bawah mandat Perserikatan Bangsa-Bangsa atau melalui inisiatif organisasi internasional yang didorong Presiden Donald Trump.
Indonesia siap berpartisipasi dalam misi tersebut selama negara-negara kunci seperti Arab Saudi, Yordania, Mesir, Qatar, Uni Emirat Arab, dan Israel memberikan persetujuan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:




