AWARDS
b9

Etanol dalam BBM, Apa Efeknya bagi Mesin Kendaraan? Berikut Penjelasan

Etanol dalam BBM, Apa Efeknya bagi Mesin Kendaraan? Berikut Penjelasan

Ilustrasi. Petani di Geragai mengeluhkan sulitnya mendapat BBM solar.-ist/jambi-independent.co.id-

JAMBI - INDEPENDENT.CO.ID - Sejumlah pakar energi menilai kekhawatiran sebagian pengelola stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) swasta terhadap kandungan etanol dalam bahan bakar minyak (BBM) dasar milik PT Pertamina (Persero) tidak memiliki dasar teknis yang kuat.

Mereka menegaskan bahwa pencampuran etanol ke dalam BBM merupakan praktik umum yang telah lama diterapkan di banyak negara dan terbukti aman bagi mesin kendaraan.

Pakar energi Prof. Tri Yuswidjajanto menyebut penggunaan etanol sebagai campuran bahan bakar sudah menjadi standar internasional.

BACA JUGA:Kapolresta Jambi Serahkan Mobil Pajero Milik Korban Perampokan kepada Keluarga

Ia mencontohkan, di Amerika Serikat bensin dijual dengan campuran etanol hingga 10 persen tanpa menimbulkan masalah pada performa mesin.

Begitu pula di Brasil, kadar etanol dalam bahan bakar bahkan mencapai 85 persen, sedangkan Australia juga telah menerapkan teknologi serupa.

Oleh karena itu, kadar etanol sebesar 3,5 persen dalam BBM dasar Pertamina tergolong sangat rendah dan aman digunakan.

Menurut Tri, meskipun energi yang dihasilkan etanol lebih rendah daripada bensin murni, selisihnya tidak signifikan.

BACA JUGA:Cepat dan Peduli! Wabup Junaidi Mahir Pastikan Korban Kebakaran Kasang Kumpeh Dapat Bantuan

Etanol memiliki kandungan energi sekitar 26,8-29,7 megajoule per kilogram, sementara bensin mencapai 40 megajoule per kilogram.

Dengan komposisi etanol 3,5 persen, penurunan energi yang terjadi hanya sekitar 1 persen. Dampak tersebut nyaris tidak terasa dalam penggunaan sehari-hari baik dari segi konsumsi bahan bakar, tarikan kendaraan, maupun performa mesin.

Ia menegaskan bahwa secara umum, pengemudi baru akan merasakan perubahan performa apabila penurunan daya mencapai sekitar 2 persen atau lebih.

Senada dengan itu, pakar migas Muhammad Rifqi Dwi Septian menilai kekhawatiran terkait potensi kerusakan mesin akibat etanol terlalu berlebihan.

BACA JUGA:196 WNA Ditindak Imigrasi Selama Tiga Hari Pelaksanaan Operasi Wirawaspada di Jabodetabek

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: