Menkeu Purbaya Siapkan Rp20 Triliun untuk Hapus Tunggakan Iuran BPJS Kesehatan
Kementerian Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa-Antara/jambi-independent.co.id-
JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Pemerintah melalui Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyiapkan anggaran sebesar Rp20 triliun untuk menghapus tunggakan iuran BPJS Kesehatan, sebagai bagian dari komitmen Presiden Prabowo Subianto dalam memperkuat sistem jaminan kesehatan nasional.
"Tadi minta dianggarkan Rp20 triliun, sesuai dengan janji Presiden. Itu sudah dianggarkan," ujar Purbaya usai menghadiri rapat bersama jajaran BPJS Kesehatan di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, 22 Oktober 2025.
Meski anggaran telah disiapkan, Purbaya menekankan pentingnya perbaikan tata kelola di tubuh BPJS Kesehatan, agar kebocoran dana bisa diminimalkan.
Ia juga meminta lembaga tersebut melakukan evaluasi terhadap regulasi yang sudah tidak relevan, khususnya aturan-aturan yang berdampak pada pembengkakan biaya klaim rumah sakit.
BACA JUGA:PJHB Resmi Gelar IPO, Target Himpun Dana Rp158 Miliar untuk Bangun Tiga Kapal Baru
Sebagai contoh, Purbaya menyoroti aturan lama dari Kementerian Kesehatan yang mewajibkan rumah sakit memiliki 10 persen ventilator dari kapasitas tempat tidur. Menurutnya, kebijakan itu perlu direvisi karena situasi pandemi COVID-19 sudah berakhir.
"Akhirnya karena mereka (rumah sakit) sudah beli, setiap pasien diarahkan ke alat itu, sehingga tagihan ke BPJS-nya besar. Jadi saya meminta mereka mengakses alat mana yang harus dibeli dan nggak harus dibeli," ungkapnya.
Namun, Purbaya mengingatkan agar proses evaluasi tetap melibatkan para ahli di bidang kesehatan, sehingga kebijakan baru tidak justru menghambat layanan medis yang dibutuhkan masyarakat.
BACA JUGA:AS Dirikan Pusat Koordinasi Sipil-Militer di Israel untuk Dukung Stabilitas Gaza
Selain reformasi regulasi, Purbaya juga menyoroti pentingnya optimalisasi sistem teknologi informasi (IT) di BPJS Kesehatan.
Ia mengungkapkan bahwa BPJS memiliki lebih dari 200 tenaga IT, jumlah yang dinilai cukup besar dan mampu mengembangkan sistem berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk memantau layanan di seluruh Indonesia.
"Itu sudah (seperti) perusahaan komputer sendiri, gede banget. Ya sudah, saya bilang bikin lebih optimal dengan cara mengintegrasikan seluruh IT mereka seluruh Indonesia dan pakai AI," ujarnya.
BACA JUGA:Wuling Cloud EV Dominasi Pasar Mobil Listrik Hatchback, Terjual 1.955 Unit Sepanjang 2025
Menurutnya, integrasi sistem teknologi tersebut akan membantu mendeteksi klaim bermasalah dan mempercepat investigasi, sehingga penyimpangan dalam layanan bisa segera diatasi.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:



