b9

AS Dirikan Pusat Koordinasi Sipil-Militer di Israel untuk Dukung Stabilitas Gaza

AS Dirikan Pusat Koordinasi Sipil-Militer di Israel untuk Dukung Stabilitas Gaza

Palestina di Jalur Gaza-Antara/jambi-independent.co.id-

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Komando Pusat Amerika Serikat (AS) atau US Central Command (Centcom) resmi mengumumkan pembentukan Pusat Koordinasi Sipil-Militer (Civil-Military Coordination Center/CMCC) di Israel pada Selasa 17 Oktober 2025. 

Pusat ini dirancang untuk mendukung upaya stabilisasi dan koordinasi bantuan di Jalur Gaza pasca perjanjian gencatan senjata.

Langkah ini dilakukan hanya lima hari setelah penandatanganan rencana perdamaian yang dimediasi AS, yang bertujuan mengakhiri konflik berkepanjangan antara Israel dan Gerakan Hamas secara permanen.

BACA JUGA:Harga Pupuk Subsidi Turun 20 Persen, Prabowo Luncurkan Terobosan Bersejarah untuk Petani

"Komando Pusat AS membuka Pusat Koordinasi Sipil-Militer (CMCC) di Israel pada 17 Oktober, menandai pembentukan resmi pusat koordinasi utama bagi bantuan ke Gaza," demikian pernyataan Centcom yang dikutip dari RIA Novosti.

Dalam pernyataannya, Centcom menegaskan bahwa personel militer AS tidak akan ditempatkan langsung di wilayah Palestina, namun mereka akan membantu memfasilitasi aliran bantuan kemanusiaan, logistik, dan keamanan dari berbagai mitra internasional menuju Gaza.

Kepala Centcom, Jenderal Brad Cooper, menyampaikan bahwa dalam dua pekan mendatang, pihaknya akan mulai mengintegrasikan perwakilan dari negara-negara mitra, lembaga swadaya masyarakat (LSM), institusi internasional, serta sektor swasta untuk memperkuat operasional pusat koordinasi tersebut.

BACA JUGA:Wuling Cloud EV Dominasi Pasar Mobil Listrik Hatchback, Terjual 1.955 Unit Sepanjang 2025

Menurut Cooper, keberadaan CMCC memiliki peran strategis dalam mendukung transisi menuju pemerintahan sipil di Gaza, sekaligus memastikan kelancaran proses perdamaian dan bantuan pascaperang.

Selain memantau implementasi gencatan senjata, staf CMCC juga akan menyediakan ruang koordinasi dan pertemuan guna memastikan perencanaan kolaboratif antara berbagai pihak yang terlibat dalam proses rekonstruksi dan stabilisasi Gaza.

Adapun kesepakatan gencatan senjata tersebut ditandatangani pada 13 Oktober oleh beberapa pemimpin dunia, termasuk Presiden AS Donald Trump, Presiden Mesir Abdel Fattah Sisi, Emir Qatar Tamim bin Hamad Al Thani, dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

BACA JUGA:Hal yang Disarankan Psikolog untuk Tidak Diucapkan kepada Pasangan

Rencana perdamaian itu, yang diumumkan Trump pada 29 September, terdiri dari 20 poin utama. Dokumen tersebut menyerukan gencatan senjata segera dengan syarat pembebasan seluruh sandera dalam waktu 72 jam.

Selain itu, rencana itu juga menegaskan bahwa Hamas dan faksi bersenjata Palestina lainnya tidak akan dilibatkan dalam pemerintahan Gaza pascakonflik. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: