Pengguna Mobil Wajib Tahu! Efek Bensin RON Rendah Bisa Fatal
Ilustrasi saat isi bensin-ist-
JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID – Memilih bahan bakar minyak (BBM) yang tepat bukan hanya soal harga, tapi juga menyangkut kesehatan dan umur panjang mesin kendaraan Anda. Sayangnya, masih banyak pemilik mobil yang tergoda menggunakan bensin beroktan rendah (RON rendah) demi alasan penghematan.
Padahal, penggunaan bensin dengan RON di bawah rekomendasi pabrikan bisa berdampak serius, mulai dari penurunan performa hingga kerusakan permanen pada mesin.
RON (Research Octane Number) adalah angka yang menunjukkan kemampuan bensin dalam menahan tekanan dan suhu tinggi tanpa terbakar secara spontan. Semakin tinggi angka RON, semakin baik kemampuan bensin dalam mencegah pembakaran dini (pre-ignition) di ruang bakar.
Untuk mobil-mobil modern dengan rasio kompresi tinggi, penggunaan bensin ber-RON tinggi sangat dianjurkan. Ini agar proses pembakaran lebih sempurna dan mencegah kerusakan mesin akibat knocking.
1. Knocking atau Ngelitik
Efek langsung dari penggunaan BBM oktan rendah adalah fenomena knocking—bunyi ketukan dari mesin akibat pembakaran dini. Jika dibiarkan, knocking dapat merusak piston, katup, hingga batang penghubung mesin.
2. Performa Mesin Menurun
Mengisi bensin dengan oktan di bawah standar akan membuat pembakaran tidak sempurna. Akibatnya:
Tenaga mesin menurun
Akselerasi melambat
Mesin terasa berat dan tidak responsif
BACA JUGA:Wah! MyRepublic Beroperasi Tanpa Izin di Kabupaten Batang Hari, Gardu Induk Langsung Disegel
Kondisi ini jelas menurunkan kenyamanan berkendara, apalagi saat mobil harus menanjak atau melaju di kecepatan tinggi.
3. Konsumsi BBM Jadi Boros
Meskipun harga bensin RON rendah lebih murah, namun efisiensi bahan bakarnya buruk. Mesin akan membakar lebih banyak bensin untuk menghasilkan tenaga yang sama. Artinya, penghematan justru tidak tercapai.
Penggunaan bensin beroktan rendah secara terus-menerus bisa menyebabkan kerusakan permanen pada komponen mesin, antara lain:
Penumpukan Kerak Karbon
Bensin RON rendah cenderung meninggalkan residu pembakaran lebih banyak. Kerak ini akan menumpuk di ruang bakar, piston, dan katup, sehingga memperparah risiko knocking dan menurunkan efisiensi mesin.
BACA JUGA:Ammar Zoni Jalani Hukuman di Nusakambangan
Kerusakan Piston dan Katup
Knocking yang terus terjadi bisa meretakkan piston dan merusak katup, yang memerlukan perbaikan mahal seperti overhaul mesin.
Gangguan Sensor dan ECU Mobil
Mesin modern memiliki knock sensor dan ECU (Engine Control Unit) yang otomatis menyesuaikan waktu pengapian saat terjadi knocking. Jika masalah terus berlangsung, sensor bisa terganggu dan sistem kontrol mesin tidak lagi bekerja optimal.
Setiap pabrikan kendaraan telah merekomendasikan jenis dan RON bensin yang sesuai dengan spesifikasi mesin. Mengikuti rekomendasi tersebut adalah bentuk investasi jangka panjang untuk:
Menjaga performa kendaraan tetap prima
Mencegah kerusakan mesin akibat pembakaran tidak sempurna
Menghindari biaya perbaikan mesin yang sangat mahal
Menggunakan bensin dengan RON lebih rendah dari yang disarankan memang tampak menghemat biaya di awal, tapi berpotensi menimbulkan kerugian besar dalam jangka panjang. Jangan kompromikan kesehatan mesin mobil Anda demi selisih harga beberapa ribu rupiah per liter.
Utamakan kualitas BBM yang sesuai RON rekomendasi pabrikan demi performa mesin yang maksimal dan umur kendaraan yang panjang.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: berita satu




