KM Ladang Pertiwi Tenggelam di Selat Makassar, Puluhan Penumpang Dinyatakan Hilang

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Kecelakaan kapal laut kembali terjadi, kali ini Kapal Motor (KM) Ladang Pertiwi yang mengangkut 43 penumpang tenggelam di perairan Selat Makassar pada Kamis, 26 Mei 2022 lalu.

Kapal sendiri bertolak dari Pelabuhan Rakyat Paotere Kota Makassar dan rencananya akan menuju Pulau Kalmas, Kabupaten Kepulauan Pangkajene (Pangkep) pada Rabu, 25 Mei 2022.

Kepala Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (Basarnas) Sulawesi Selatan, Djunaidi membenarkan peristiwa tersebut.

"Berdasarkan informasi diterima, kapal tersebut dikabarkan tenggelam pada Kamis, 26 Mei 2022 sekitar pukul 13.00 WITA," ujarnya.

BACA JUGA:Masih Belum Pasti, Jose Mourinho Datangkan Bintang Aston Villa

BACA JUGA:3 Penambang Timah di Belitung Tersambar Petir, 1 Orang Meninggal Dunia

Tim SAR langsung bergerak untuk melakukan tindakan penyelamatan dan pencarian dan baru ditemukan pada Jumat, 27 Mei 2022 sekitar pukul 03.30 WITA di titik koordinat 04-51-153s, 17-36-596E.

Sejauh, tim Basarnas telah menurunkan KN SAR Kamajaya untuk melaksanakan penyelamatan pencarian terhadap korban di titik lokasi kejadian.

Selain itu, pihak Syahbandar dari otoritas Pelabuhan Makassar juga turun tangan dengan memberangkatkan tim melakukan penyelamatan.

"Informasi yang kami dapat saat ini ada 17 orang (selamat) 10 orang penumpang telah dibawa ke Kendari, tujuh orang di bawa ke Banjarmasin, karena yang didapat (ditemukan) itu tidak bisa singgah ke tujuan masing-masing," ujarnya.

BACA JUGA:4 Kali Juara, Carlo Ancelotti Klaim Manusia Rekor

BACA JUGA:Kecanduan Makan Mi Instan? Ini Cara Mengatasinya

Saat ditanyakan berapa orang penumpang yang ikut dalam kapal naas tersebut, kata dia, pihak syahbandar yang mengetahui persis jumlahnya, Basarnas hanya melaksanakan tugas penyelamatan setelah menerima informasi.

"Mengetahui datanya orang syahbandar, kami tidak tahu jumlah penumpang, dan kami hanya mencari saja. Kalau kami dikabari dan data yang kami dapat 43 orang, 17 sudah ditemukan," kata Djunaidi.

Untuk penyebab kecelakaan kapal tersebut, diduga akibat kehabisan Bahan Bakar Minyak (BBM), serta cuaca buruk yang terjadi di sekitar wilayah perairan di Sulsel saat waktu kejadian.

"Faktornya, bisa jadi karena kebanyakan penumpang, kebanyakan barang, terus BBM-nya juga tidak cukup. Perjalanan ini mengapa  juga dilepas (saat kondisi cuaca ekstrem)," katanya.

BACA JUGA:Tak Terima Pemberitaan Soal Dirinya, Mantan Komisaris PT Garuda Indonesia Gugat Media Ini ke Dewan Pers

BACA JUGA:Media Lokal Swiss Beberkan Kronologi Hilangnya Anak Ridwan Kamil

Djunaidi menambahkan, sebanyak tujuh penumpang sebelumnya diselamatkan Kapal TB Sabang 25 pada pukul 03.00 WITA saat itu menuju Banjarmasin. Dari komunikasi melalui radio, kapal ini berhasil kontak dengan kapal TB Max yang ikut menyelamatkan sembilan orang serta kapal lainnya, TB Cipta satu orang. Kedua kedua kapal ini hendak menuju Marowali, lalu akan singgah ke perairan Tanakeke untuk menurunkan para korban.

Tujuh identitas korban selamat di angkut kapal TB Sabang 25, masing-masing berjenis kelamin perempuan yakni, Thoibatussibhan (21), Rahma Tullah (28) Husni (40), Hj Bidarapi (61). Laki-laki, M Rahman (17), Syamsir (41), Moh Hidayatullah (19). Untuk 10 korban lainnya, identitas masih menunggu informasi dari kapal lain yang sebelumnya telah menurunkan mereka di tempat aman. (*/dra)

Sumber: