Grup RS Siloam Melanjutkan Program Skrining Kanker Payudara SELANGKAH

Grup RS Siloam Melanjutkan Program Skrining Kanker Payudara SELANGKAH

RS Siloam melanjutkan Program SELANGKAH-ist/jambi-independent.co.id-

JAKARTA, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Grup RS Siloam pada hari ini mengumumkan kelanjutan tahun kedua program SELANGKAH (SEmangat LAwan KAnker).

Tahap kedua ini yaitu skrining payudara gratis untuk wanita Indonesia dengan menggunakan alat mamografi, terutama untuk mereka yang berlokasi di daerah yang membutuhkan dan terdapat kesenjangan dalam akses terhadap layanan kesehatan.

Program SELANGKAH dimulai pada tahun 2023 dan telah melakukan skrining payudara untuk lebih dari 12.000 wanita dari 65 desa dan komunitas, dengan 9% di antaranya terindikasi kanker payudara.

Kanker payudara adalah salah satu kanker paling umum di seluruh dunia dan menjadi penyebab utama kematian akibat kanker di kalangan wanita.

BACA JUGA:Bupati Batanghari M Fadhil Serahkan Beasiswa ke Siswa SD

BACA JUGA:Kisah Abu Bin Hasyim, Rajin Ibadah Tahajud, Namun Tak Dicintai Allah, Ini Alasannya

Meskipun prevalensinya tinggi, deteksi dini dan perawatan yang tepat dapat mengurangi risiko kematian akibat penyakit ini secara signifikan.

Dikutip dari data Kementerian Kesehatan RI, sebesar 70% pasien kanker payudara telah memasuki stadium 3 saat terdeteksi.

Padahal, prognosis kemungkinan hidup pasien kanker payudara rata-rata dalam 5 tahun bisa mencapai 90-95% pada Stadium 1, 70-75% pada Stadium 2, serta 10-25% pada Stadium 3 dan 4.

Tingginya angka prevalensi kanker payudara menunjukkan pentingnya deteksi dini kanker, baik secara mandiri maupun secara medis.

BACA JUGA:5 Pebalap Astra Honda Siap Dominasi Kejurnas Superport 600 di Mandalika

BACA JUGA:Zodiak Wanita yang Menonjolkan Sisi Feminin, Keanggunan, Kelembutan, dan Kebijaksanaan 

dr Jeffry Beta Tenggara, Sp.PD-KHOM, RS MRCCC Siloam Semanggi mengatakan, meskipun terdapat kemajuan dalam penanganan kanker, di Indonesia banyak masyarakat yang belum mendapatkan layanan kanker yang layak sehingga menyebabkan banyaknya kematian karena kanker.

"Selain itu, beberapa faktor lain seperti kurangnya kesadaran masyarakat untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara reguler, rasa takut melakukan skrining, keterbatasan masyarakat dari sisi finansial untuk melakukan skrining kanker (angka penduduk miskin perkotaan masih cukup tinggi yaitu 7,5% menurut data BPS Maret 2022), serta kurangnya tenaga ahli,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: