Mantan Pejabat KPK Abraham Samad dan Laode Ungkap Penyimpangan di Bea Cukai Dilindungi Kekuatan Besar

Mantan Pejabat KPK Abraham Samad dan Laode Ungkap Penyimpangan di Bea Cukai Dilindungi Kekuatan Besar

Abraham Samad ungkap ada kekuatan besar dibelakang bea cukai-Foto : dok-Disway.id

JAKARTA, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Mantan pejabat KPK Abraham Samad dan Laode Ungkap Penyimpangan di Bea Cukai dilindungi kekuatan besar. Sebab sering di halang halangi.

 

Bahkan, KPK merasa kesulitan ketika memburu oknum yang melakukan penyimpangan dan penggelapan barang yang masuk dari luar negeri.

 

Hal ini diungkapkan secara blak blakan oleh Mantan Ketua KPK Abraham Samad dan  berbincang bersama Laode Muhammad Syarif, Komisioner KPK Periode 2015-2019, saat membahas penyimpangan di Dirjen Pajak Bea Cukai. 

 

Menurut kedua mantan pejabat KPK tersebut, ada kekuatan besar yang menghambat operasi KPK dalam penyimpangan di Dirjen Pajak Bea Cukai. 

BACA JUGA:BREAKING NEWS: Mulai Hari Ini, Ditlantas Polda Jambi Stop Aktivitas Angkutan Batu Bara, Ini Alasannya

BACA JUGA:Agrowisata Baru di Rantau Rasau Tanjab Timur Sudah Datangkan Banyak Pengunjung

 

Hal ini diungkap keduanya saat berbincang mengenai transaksi janggal Rp 340 Triliun di Kemenkeu, di Channel Youtube Abraham Samad Speak Up, Sabtu 25 Maret 2023. 

 

Komisioner KPK Periode 2015-2019, Laode Muhammad Syarif mencontohkan satu kasus dan peristiwa diman saat itu ada  penyimpangan dengan modus penyelundupan itu terjadi nyata.

 

Namun dirinya tak mampu berbuat banyak karena terhambat sebuah kekuatan besar. 

 

Hanya saja, Laode tidak menjelaskan detil kekuatan besar itu seperti apa. Namun dia mengisyaratkan pekerjaan anak buah terhambat. 

 

Mantan pejabat KPK itu mengungkapkan, penyimpangan yang biasa dilakukan di Bea Cukai yakni modus penyelundupan. 

BACA JUGA:FIFA Batalkan Drawing Piala Dunia U-20 di Bali, Ini Alasannya

BACA JUGA:Presiden Jokowi Larang Pejabat Buka Puasa Bersama, Ini Tanggapan Mantan Wapres Jusuf Kalla

 

Laode lantas menceritakan suatu kasus yang pernah ia tangani semasa bertugas. 

 

Saat itu, kata Laode, keterangannya yang biasa ditulis dalam pengiriman atau barang yang masuk yakni 'Biji Plastik'. Padahal, dalam kontainer yang dimaksud berisi minuman keras (Miras).

"Contohnya ya pernah kita tangani, penyelundupan ini dalam keterangannya di suratnya itu tertulis biji plastik, padahal kita tahu di dalamnya itu semua miras, alkohol, karena alkohol itu kan pajaknya tinggi di sini, satu kontainer. Ini belum tentu korupsi tapi paling tidak Fraud, tapi KPK bergerak untuk menunjukkan bahwa ini memang terjadi," 

 

Meski begitu, Menurut Laode saat anak buahnya hendak mengejar, namun gagal. 

 

"Sayangnya ketika dikejar, ketika anak-anak mau bekerja, mobil mereka tertahan tidak bisa memburu,terhambat, dihambat," kata Laode.

BACA JUGA:Merasa Mual Setelah Berbuka Puasa? Ikuti Tips Hindari Rasa Mual Setelah Berbuka Puasa Ramadan

BACA JUGA:Piala Dunia U-20, Said Aqil Tolak Timnas Israel Datang ke Indonesia, Sebut Ada Perintah Alquran

 

"Berarti saya simpulkan ada kekuatan besar sehingga anak-anak yang mau melakukan operasi terhambat," sambung Abraham. 

 

"Iya sehingga diketahui, tetapi itu kita laporkan, makanya diikutkanlah semuanya termasuk jaksa agung, panglima, kapolri, kemenhub, kementrian keuangan,. Karena di bea cukai itu ada polisi, angkatan laut, jadi semuanya lengkap, kita berupaya memperbaiki tapi banyak hambatan," jawab Laode. *





Artikel ini juga tayang di disway.id

 

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: disway.id