Konversi Kompor Listrik Dinilai Memberatkan Rakyat
Pemerintah telah berencana mengkonversi penggunaan kompor LPG 3 kilogram ke kompor listrik. -Ilustrasi: Ricardo-JPNN.com
JAKARTA,JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Konversi kompor LPG 3 kilogram ke kompor listrik dinilai memberatkan masyarakat.
Rencana pemerintah itu ternyata membuat warga merasa keberatan dengan rencana konversi tersebut.
Salah satu warga di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan Nurul (30) mengaku rencana pemerintah mengganti kompor LPG akan membebani masyarakat.
Sebab, penggunaan kompor listrik cenderung lebih boros ketimbang kompor LPG 3 kilogram.
BACA JUGA:KPK OTT Hakim Agung Dinilai Sesuatu yang Mengerikan
BACA JUGA:Seleksi Guru PPPK 2022 Pakai Pola Baru, Simak Penjelasannya
"Belum lagi kalau nanti mati lampu, masaknya bagaimana yang punya usaha warteg, rebus air saja nanti susah. Kok makin kesini bikin susah, sangat berat untuk kami," ujar Nurul Jumat 23 September 2022.
Menurut dia, pemerintah itu terus membuat kebijakan tetapi belum tentu semua masyarakatnya mampu seperti dikutip dari JPNN.com
Hal serupa juga diungkapkan Lina (35) ibu rumah tangga ini juga merasa keberatan dengan rencana kebijakan tersebut.
Menurutnya, jika masyarakat diminta menggunakan kompor listrik, akan membuat konsumsi listrik atau tagihan makin membengkak.
BACA JUGA:Wamenkumham Kunjungi Unja, Ajak Mahasiswa Dialog RKUHP
BACA JUGA:Indonesia Masuki Rezim Ekonomi Berbunga Tinggi
"Biayanya akan mahal, sumber tenaga listrik juga kurang memadai, di sini sering mati lampu, watt-nya juga 450 VA," kata Lina.
Menurut Lina, seharusnya kebijakan itu menyasar ke kelas menengah ke atas. Sebab, mereka pasti mampu untuk membayar listrik lebih banyak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: jpnn.com