Ekonom Ingatkan Ancaman Inflasi Yang Semakin Meroket : Harus Jaga 3 Jenis Produk Ini

Ekonom Ingatkan Ancaman Inflasi Yang Semakin Meroket : Harus Jaga 3 Jenis Produk Ini

Ekonom ingatkan ancaman inflasi yang makin meroket dan meminta untuk menjaga tiga jenis produk. Foto : jpnn.com -Ricardo-Jpnn.com

JAKARTA,JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID Ekonom dan Direktur Center of Reform on Economics (Core) Piter Abdullah mewanti wanti akan terjadinya kenaikan inflasi di Indonesia.
 
Bahkan, Piter memprediksi inflasi di Indonesia tahun ini akan bertengger di kisaran 4,5 persen sampai 5,5 persen.
 
Dikatakannya inflasi diangka 4,5 persen hingh 5,5 persen hanya akan terjadi jika 
pemerintah tidak menaikkan harga Pertalite, LPG 3 kg, dan listrik 900 VA.
 
Namun jika pemerintah menaikkan harga Pertalite, LPG 3 kg, dan listrik 900 VA, inflasi akan lebih tinggi.
 
 
 
"Tetapi kalau pemerintah menaikkan harga Pertalite, LPG 3 kg, dan listrik 900 VA, inflasi akan lebih tinggi di atas enam persen," katanya kepada Antara di Jakarta, Senin 18 Juli 2022.
 
Badan Pusat Statistik (BPS) sebelumnya mengumumkan inflasi pada Juni 2022 mencapai 4,35 persen secara tahunan dengan inflasi inti sebesar 2,63 persen.
 
Sementara secara bulanan inflasi pada Juni 2022 mencapai 0,61 persen dengan komoditas cabai merah, cabai rawit, bawang merah, dan telur ayam ras sebagai penyumbang utama inflasi.
 
Piter menuturkan sejauh ini pemerintah sudah berupaya menjaga inflasi dengan mempertahankan subsidi untuk energi yang harganya sudah naik di tingkat global, meskipun kebijakan tersebut meningkatkan beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
 
"Bank Indonesia juga menahan inflasi dengan melakukan pengetatan likuiditas yaitu dengan menaikkan Giro Wajib Minimum (GWM), walaupun masih menahan suku bunga acuan," katanya.
 
Namun, dia berpendapat Bank Indonesia akan segera menaikkan suku bunga BI 7 Day Reverse Repo Rate ketika inflasi sudah melonjak naik.
 
 
 
"Kalau melihat stand-nya BI sekarang ini saya perkirakan maksimal 50 basis poin (bps) sampai akhir tahun 2022," imbuhnya seperti dikutip dari jpnn.com.
 
Jika inflasi bulanan dilihat berdasarkan komponen, harga bergejolak menjadi penyumbang terbesar inflasi, dengan andil 0,44 (mtm) karena kenaikan harga cabai merah, cabai rawit, dan bawang merah. (viz)
 
 
 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: jpnn.com