Dunia Sedang Menghadapi Tiga Kondisi Perekonomian Ini, Sri Mulyani : Sangat Berat

Dunia Sedang Menghadapi Tiga Kondisi Perekonomian Ini, Sri Mulyani : Sangat Berat

Sri Mulyani ungkap kondisi perekonomian dunia saat ini yang cukup berat--

JAKARTA,JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID -Dunia saat ini sedang menghadapi kondisi ekonomi yang cukup berat. Hal inipun juga akan berdampak pada negara Indonesia.
 
Hal ini disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani bahwa saat ini kondisi ekomomi dunia sedang tidak baik baik saja.
 
Dikatakan Sri Mulyani bahwa dunia sedang dihadapkan pada Triple challange atau tiga kali lipat tantangan dari sisi ekonomi.
 
Adapun triple challange itu ialah inflasi tinggi, suku bunga tinggi, dan pertumbuhan ekonomi yang melemah.
 
 
 
Menurut Sri Mulyani, tiga hal itu akan sangat memengaruhi perekonomian dunia, termasuk Indonesia.
 
Pertama, yakni inflasi pada harga komoditas dunia.
 
"Harga komoditas dunia melonjak tajam tahun ini karena perang Rusia dan Ukraina sehingga menyebabkan inflasi tinggi," ujar Sri Mulyani pada konferensi pers APBN Kita edisi Mei 2022, Senin 23 Mei 2022.
 
Sri Mulyani mencatat harga komoditas yang naik tajam, di antaranya gas alam naik 125,8 persen secara year-to-date, bartu bara 166,1 persen, minyak brent 45,7 persen, minyak sawit mentah (CPO) 20,9 persen, gandum 55,6 persen, jagung 31,5 persen, kedelai 28,1 persen, dam biji-bijian 15,5 persen.
 
Selain itu, pertumbuhan ekonomi di berbagai negara juga mengalami tekanan, bahkan mengalami inflasi tertinggi dan mencapai rekor baru selama 40 tahun.
 
Berdasarkan catatan inflasi, Brasil meningkat sebesar 12,1 persen, Amerika Serikat 8,5 persen, Inggris sembilan persen, Afrika Selatan 5,9 persen, dan Australia 7,7 persen.
 
 
 
Merespons catatan itu, eks Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mengatakan sampai detik ini inflasi di Indoenesia tetap akan dikendalikan, seperti memberikan subsidi dan upaya menjaga stabilitas.
 
Lebih lanjut, akibat inflasi yang kuat beberapa bank sentral di berbagai negara menaikan suku bunga acuan untuk meredam jumlah uang beredar seperti yang dikutip dari jpnn.com.
 
"Saat suku bunga tinggi, biaya rumah tangga dan dunia usaha menjadi mahal. Alhasil pertumbuhan ekonomi akan melambat," kata Menkeu Sri Mulyani. (viz)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: