Tim DVI Akui Kesulitan Identifikasi Jenazah Korban Ambruknya Ponpes Al Khoziny
Evakuasi Korban Reruntuhan Ponpes Al Khoziny-ANTARA/jambi-independent.co.id--
Proses pencocokan DNA ini dikirim ke laboratorium di Jakarta dan membutuhkan waktu minimal tiga hari hingga maksimal dua minggu.
“Enggak bisa dipercepat lagi, minimal tiga hari, maksimal dua minggu. Kalau ada jenazah baru, kami ikutkan gelombang kedua dan kami kirim lagi,” jelasnya.
Tim DVI juga meminta keluarga korban untuk menyerahkan foto para santri guna membantu proses pencocokan.
Namun, kondisi tubuh jenazah yang telah membengkak dan berubah warna setelah 24 hingga 48 jam membuat pengenalan secara kasat mata menjadi sangat sulit.
Wahyu menambahkan, permintaan keluarga untuk melihat langsung jenazah belum dapat dipenuhi demi mencegah kesalahan identifikasi dan menghindari emosi berlebihan.
“Ketika jenazah dijejerkan, umumnya sudah mulai berubah bentuk. Kekalutan itu muncul, jadi pengen segera bertemu, padahal belum tentu yang menurut keluarga itu anaknya, tetapi ternyata bukan,” tuturnya.
Diketahui, mushala tiga lantai yang berada di area asrama putra Ponpes Al Khoziny ambruk saat salat Asar sekitar pukul 15.00 WIB, Senin, 29 September 2025.
BACA JUGA:Polemik Subsidi Elpiji 3 Kg, Komisi XI Ingatkan Menteri Keuangan Purbaya Tak Ribu
Berdasarkan analisis tim SAR gabungan, penyebab runtuhnya bangunan diduga karena kegagalan konstruksi yang tidak mampu menahan beban sesuai kapasitasnya.
Dari total 117 korban, sebanyak 14 orang meninggal dunia, 27 berhasil dievakuasi, dan 103 orang selamat, sementara beberapa lainnya masih dalam proses pencarian.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:



