AWARDS
b9

Remaja Rentan Tertekan Akibat Media Sosial, Begini Cara Menjaga Kesehatan Mental

Remaja Rentan Tertekan Akibat Media Sosial, Begini Cara Menjaga Kesehatan Mental

Ilustrasi wanita Menggunakan medsos-Freepik-

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Media sosial memang memberikan ruang untuk terhubung dan mendatangkan manfaat, khususnya bagi kalangan remaja. Namun, di balik sisi positifnya, platform digital ini juga menghadirkan tekanan sosial dan perbandingan tanpa henti yang berisiko memengaruhi kesehatan mental remaja.

Psikolog Christie Saju dari layanan kesehatan mental LISSUN mengungkapkan bahwa Media sosial kerap menampilkan realitas yang terdistorsi. Hal ini berbahaya karena remaja sedang berada di fase penting pembentukan identitas diri.

remaja sering kali melihat potongan kehidupan teman-teman mereka di Media sosial yang penuh prestasi, pesta yang sempurna, hingga penampilan ideal. Gambaran itu mendorong mereka melakukan perbandingan dengan standar yang tidak realistis,” jelas Christie, dikutip dari Hindustan Times.

Christie menambahkan, banyak remaja akhirnya mengaitkan harga diri mereka dengan validasi eksternal, seperti jumlah likes, komentar, atau seberapa sering konten mereka dibagikan. Tekanan ini semakin diperparah dengan munculnya fenomena FOMO (Fear of Missing Out), yakni rasa takut tertinggal dari pergaulan digital.

BACA JUGA:Jarang Disadari, Podcast Justru Paling Banyak Didengar di Saat Seperti Ini

Selain itu, hilangnya batas antara ruang sekolah, rumah, dan kehidupan sosial di dunia maya membuat remaja merasa tidak memiliki waktu untuk beristirahat.

“Ancaman perundungan siber dan ejekan di ruang publik digital hanya menambah stres berkepanjangan yang sulit dihilangkan,” ujarnya.

Menurut Christie, remaja kini menghadapi beban psikologis ganda. Di satu sisi mereka dituntut sukses secara akademis, di sisi lain mereka merasa perlu mempertahankan citra sempurna di media sosial.

“Upaya meraih prestasi tinggi sekaligus menjaga persona digital yang flawless dapat berujung pada kecemasan dan kelelahan serius,” tegasnya.

BACA JUGA:Waspada! Cara Tepat Konsumsi Biji Chia agar Tidak Menimbulkan Masalah Pencernaan


Meski demikian, ia menekankan bahwa tekanan semacam ini merupakan respons alami dari lingkungan yang menantang.

Christie menegaskan bahwa solusi bukanlah menyalahkan teknologi, melainkan membekali remaja dengan literasi digital dan ketahanan mental.

“Remaja perlu diajarkan untuk berpikir kritis terhadap apa yang mereka lihat di media sosial, menetapkan batasan waktu layar, serta terlibat dalam aktivitas nyata yang bisa menumbuhkan rasa percaya diri dari dalam diri,” jelasnya.

Menurutnya, dengan pendekatan tersebut, remaja bisa lebih sehat secara psikologis tanpa harus terjebak dalam tekanan dunia digital yang penuh perbandingan.

BACA JUGA:Intuisi Tajam, Hati Lembut: Zodiak yang Paling Sensitif Baca Suasana

Media sosial memang membawa manfaat, tetapi juga bisa menjadi sumber stres bagi remaja. Dengan literasi digital yang tepat dan dukungan lingkungan, remaja dapat menggunakan media sosial secara sehat tanpa mengorbankan kesehatan mental mereka.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: