b9

Jangan Sepelekan, Remaja yang Menarik Diri Bisa Alami Masalah Mental Serius

Jangan Sepelekan, Remaja yang Menarik Diri Bisa Alami Masalah Mental Serius

Dokter Anak: Keluarga Harus Peka, Perubahan Perilaku Remaja Bisa Jadi Tanda Gangguan Mental-freefik-

JAMBI-INDEPENDENTCO.ID – Kepekaan keluarga terhadap perubahan sikap dan perilaku remaja dinilai sebagai langkah penting untuk mendeteksi dini adanya gangguan kesehatan mental. Hal ini disampaikan Dokter Spesialis Anak RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, dr. Braghmandita Widya Indraswari, M.Sc, Sp.A, Subsp.T.K.P.(K), dalam sebuah webinar Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) bertajuk “Kesehatan Mental pada remaja”.

Menurutnya, keluarga, khususnya orang tua, perlu memberi perhatian ekstra ketika remaja menunjukkan perubahan yang tidak biasa. “Kunci deteksi ada pada kewaspadaan. Kalau tiba-tiba anak berubah, tidak seperti biasanya, atau ada hal yang terasa aneh, itu sudah sinyal awal yang harus diperhatikan,” ungkap Braghmandita.

Braghmandita yang juga tergabung dalam Satgas remaja IDAI menjelaskan, perubahan perilaku bisa menjadi indikasi adanya masalah mental. Misalnya, remaja yang biasanya ceria tiba-tiba menjadi pendiam, atau mereka yang sebelumnya aktif bergaul justru menarik diri dari lingkungannya.

Ia mengingatkan agar orang tua tidak terburu-buru melabeli perubahan itu sebagai kenakalan remaja. Jika perilaku tersebut dianggap normal tanpa penanganan, kondisi mental remaja bisa semakin memburuk.

BACA JUGA:Mbappe Antar Madrid Menang Tipis 1-0 atas Osasuna di Laga Perdana La Liga

“Masalah yang bagi orang dewasa terlihat sepele, bisa menjadi beban besar bagi remaja. Bahkan ada yang sampai berpikir untuk bunuh diri. Jadi jangan sekali-kali meremehkan hal tersebut,” jelasnya.

Jika tanda-tanda itu muncul dalam jangka waktu tertentu, Braghmandita menekankan pentingnya segera mencari bantuan profesional, baik dokter anak maupun psikolog. Melalui skrining atau tes cepat, para tenaga ahli bisa memastikan kondisi yang dialami remaja, lalu menentukan penanganan yang tepat, mulai dari pendampingan hingga intervensi medis.

“Orang tua maupun guru tidak harus menyelesaikan semuanya sendiri. Jangan ragu untuk meminta bantuan. Dokter anak, psikolog, maupun tenaga profesional lainnya siap mendengarkan dan membantu,” ujarnya menambahkan.

Para ahli menilai, upaya menjaga kesehatan mental remaja tak hanya tanggung jawab keluarga, tetapi juga memerlukan peran sekolah serta lingkungan sekitar. Kolaborasi ini penting agar remaja merasa aman, didukung, dan tidak menghadapi masalahnya seorang diri.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: