b9

Geopark Youth Voices: Persilangan Sains, Budaya, dan Pariwisata Berkelanjutan

Geopark Youth Voices: Persilangan Sains, Budaya, dan Pariwisata Berkelanjutan

Yulfi Alfikri Noer-ist/jambi-independent.co.id-

BACA JUGA:Tips Diet Anti Gagal Berdasarkan Zodiak: Cocok untuk Kamu yang Sering Lapar Tengah Malam!

Pada Mei 2023, kawasan ini resmi ditetapkan sebagai bagian dari UNESCO Global Geopark (UGGp), menjadikannya geopark global ketiga setelah Caldera Toba UGGp dan Belitong UGGp di Pulau Sumatra (UNESCO, 2023).

Geopark Merangin Jambi menyimpan kekayaan geologis luar biasa berupa fosil flora purba dari periode Carboniferous–Permian, dikenal sebagai Flora Jambi, yang ditemukan di Batu Kajang, Air Batu, dan Muara Karing.

Selain menjadi bagian dari UGGp, kawasan ini juga berada dalam bentang alam Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), salah satu taman nasional terbesar di Asia Tenggara yang menjadi rumah bagi 4.000 jenis flora dan 397 spesies satwa, termasuk Harimau Sumatra yang dilindungi.

Empat situs geologi Geopark Merangin berada dalam kawasan TNKS, memperkaya nilai konservasi kawasan ini secara holistik.

BACA JUGA:Rahasia Sukses Dimulai dari Pagi: Ini Rutinitas yang Harus Kamu Lakukan!

Geopark Merangin: Antara Warisan Geologi dan Budaya

Sebagai tuan rumah forum, Geopark Merangin memiliki posisi yang sangat strategis. Keunggulan Geopark Merangin terletak pada warisan geologi berupa fosil flora purba yang berasal dari periode Karbon Permian, atau lebih dari 300 juta tahun silam.

Fosil-fosil tersebut ditemukan di aliran Sungai Mengkarang dan Batang Merangin dalam formasi batuan yang disebut Formasi Mengkarang.

Situs ini merupakan satu-satunya temuan fosil sejenis di Asia Tenggara. Selain itu, bentang alam Merangin mencakup perbukitan karst, air terjun, dan sungai deras yang ideal untuk pengembangan geotourism, rafting, hingga educational tourism.

Namun kekuatan Merangin tidak berhenti di geologi. Geopark ini juga menjadi ruang budaya yang hidup. Keberadaan komunitas adat seperti Suku Anak Dalam membawa nilai-nilai budaya yang autentik.

BACA JUGA:Si Ahli Manajemen Hidup: Zodiak yang Paling Rapi dan Terjadwal

Tradisi “menugal” (menanam secara tradisional), ritual adat, hingga pengetahuan lokal tentang tanaman obat menjadi bagian dari kekayaan takbenda geopark ini. Hal ini menjadikan Merangin sebagai living laboratory yang menggabungkan konservasi, budaya, dan pemberdayaan masyarakat.

Acara ini menjadi momentum strategis menegaskan posisi Geopark Merangin sebagai destinasi unggulan dalam ekosistem pariwisata global yang berkelanjutan.

Ini sejalan dengan pemaparan Thamrin Bachri, mantan Dirjen Pemasaran Pariwisata dan Kerjasama Luar Negeri RI, yang menekankan pentingnya tujuh elemen utama yang mempengaruhi kunjungan wisatawan internasional.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: