Sukses Polres Sarolangun Sadarkan Masyarakat, Ubah Lahan Eks PETI Jadi Kolam Ikan

Rabu 20-11-2024,13:56 WIB
Reporter : Risza S Bassar
Editor : Risza S Bassar

JAMBI, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Upaya memberantas Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Kabupaten Sarolangun, Provinis Jambi, oleh pihak kepolisian ini patut dicontoh.

Apa yang dilakukan kali ini berbeda. Bukan lewat penangkapan. Kepolisian memberikan solusi bagi para pelaku PETI ini, sehingga mereka dengan sukarela tak lagi melakukan aktivitas ilegal tersebut.

Di Kabupaten Sarolangun misalnya. Apa yang dilakukan Kapolres Sarolangun AKBP Budi Prasetya ini, ternyata berbuah manis.

Lewat komunikasi yang intens, kesadaran muncul pada warga Desa Mounti, Kecamatan Limun, Kabupaten Sarolangun.

BACA JUGA:Angkutan Batu Bara Jalur Sungai Dihentikan? Ini Penjelasan Pemprov Jambi

BACA JUGA:Mike Tyson Tolak Ajakan Holyfield, Sebut Persahabatan sebagai Trilogi Sejati

Kegiatan PETI di sana, telah merusak lahan yang dulu mereka jadikan sebagai sawah. Padahal, kawasan ini dulu bisa dibilang lumbung pangan Sarolangun.

Kini, tanah kebun, areal persawahan dan lahan usaha budidaya ikan air tawar yang dulunya diandalkan untuk sumber penghasilan, sebagian besar sudah hancur digasak alat berat (ekskavator) untuk berburu butiran emas.

Kepala Desa Mounti Utih Hariyanto mengatakan, dalam perburuan emas kebanyakan melakukan kerja sama bagi hasil dengan para pemilik modal yang marak berkeliaran dengan memberi janji manis untuk warganya di kurun tahun 2014 lalu.

“Sejak itu, lahan usaha tani milik warga mulai hancur. Seperti yang bapak lihat sendiri, pemandangan yang dulu hijau, kini terlihat gersang. Lahan yang dulunya adalah kebun, sawah dan kolam budidaya ikan air tawar berubah bentuk menjadi gundukan tanah berbatu dan kubangan,” kata Utih.

BACA JUGA:Dana White Akui Salah Menilai Mike Tyson Saat Duel Lawan Jake Paul

BACA JUGA:Apakah PPN 12% Akan Menaikkan Harga Sewa Hotel? Ini Penjelasan PHRI

Informasi yang dihimpun, aktivitas PETI menggunakan peralatan berat tersebut mulai berhenti, sekitar tahun 2018. Para cukong atau pemodal PETI angkat kaki, karena potensi emas di Desa Mounti tidak lagi menjanjikan. 

Sejak itu, kebanyakan warga Desa Mounti yang terlibat dengan kegiatan PETI, kelabakan. Untuk memenuhi kebutuhan keluarga, sebagian dari mereka terpaksa bekerja serabutan untuk menghidupi keluarga. 

Kategori :