Tak Tepati Kesepakatan, Israel Tetap Gempur dan Bunuh Warga Palestina di Masa Gencatan Senjata Gaza
Benyamin Netanyahu-Ist/jambi-independent.co.id-
JAMBI - INDEPENDENT.CO.ID - Meskipun kesepakatan gencatan senjata telah diumumkan, pasukan Israel terus melancarkan serangan dan melakukan berbagai pelanggaran di Jalur Gaza. Sejak penandatanganan perjanjian pada 10 Oktober 2025, laporan dari Kantor Media Gaza mencatat setidaknya 47 pelanggaran yang meliputi 12 serangan udara, 29 tembakan artileri, dan enam operasi darat.
Tindakan tersebut mengakibatkan 38 warga Palestina meninggal dunia dan 143 lainnya terluka, memupus harapan akan terciptanya perdamaian yang stabil di kawasan itu.
Selain menyebabkan banyak korban, aksi militer tersebut memperburuk krisis kemanusiaan yang telah lama berlangsung di Gaza.
Penutupan perbatasan Rafah oleh otoritas Israel juga semakin memperparah kondisi karena menghalangi masuknya bantuan kemanusiaan dan evakuasi warga yang terluka.
Menurut Pusat Hak Asasi Manusia Palestina (PCHR), sejak gencatan senjata diberlakukan, pasukan Israel telah melakukan 129 kali penembakan yang menewaskan sedikitnya 34 warga Palestina.
Salah satu insiden paling mematikan terjadi ketika tank Israel menembaki kendaraan sipil dan menewaskan 11 orang, termasuk tujuh anak-anak dan tiga perempuan.
BACA JUGA:Lonjakan Kasus Flu H3N2 Melanda Asia, Indonesia Catat Peningkatan Tajam Pasien ISPA
Reporter Al Jazeera, Tareq Abu Azzoum, melaporkan bahwa suara tembakan masih terdengar di kawasan Deir el-Balah, menunjukkan bahwa pasukan Israel terus menembaki setiap pergerakan di sekitar posisi mereka.
Situasi ini membuat warga hidup dalam ketegangan terus-menerus.
Di sisi lain, Hamas telah mengembalikan 12 dari 28 jenazah tawanan Israel sesuai kesepakatan gencatan senjata yang bertujuan mengakhiri konflik dua tahun terakhir.
Berdasarkan perjanjian, Hamas diwajibkan memulangkan seluruh tawanan, sedangkan Israel harus membebaskan sekitar 2.000 tahanan Palestina dan 360 jenazah.
Namun, Hamas menyebut kehancuran parah di wilayah Gaza memperlambat proses pemulihan jenazah karena keterbatasan alat berat.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:




