Ajaib! Ngaku dari Koperasi BSE dan Didukung TNI Polri, Paksa Warga Jual Hasil Sumur Ilegal Jika Mau Aman

Penyidik Polres Sarolangun saat di lokasi sumur minyak ilegal milik Jupri yang meledak.-ist/jambi-independent.co.id-
SAROLANGUN, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Video viral seorang pria yang mengeluarkan kata-kata tak pantas terhadap Presiden RI Prabowo Subianto, mengungkap fakta lain yang mencengangkan.
Di saat kepolisian berusaha untuk memberantas aktivitas illegal drilling alias pengeboran minyak ilegal, ada oknum yang mencoba mengambil keuntungan.
Orang-orang tak bertanggungjawab ini, mencoba menakut-nakuti para pemilik atau pekerja sumur ilegal di Desa Danau Serdang, Kecamatan Pauh, Kabupaten Sarolangun.
Seperti yang terjadi di Desa Danau Serdang, Kecamatan Pauh, Kabupaten Sarolangun, Minggu tanggal 18 Mei 2025 lalu pukul 13.30 WIB.
BACA JUGA:Simak! Ini Nama-nama 6 Pejabat Eselon III dan IV yang Dilantik Sekda Kota Sungai Penuh
Saat itu, Supatman hendak pergi ke KM 08 Desa Danau Serdang Kecamatan Pauh, Kabupaten Sarolangun.
Dia lalu bertemu dengan rombongan yang mengaku dari Koperasi BSE (Batanghari Sumber Energi), yang sedang berbincang-bincang dengan masyarakat.
Rombongan yang mengaku dari Koperasi BSE ini mengatakan bahwa hasil sumur tersebut harus dijual pada Koperasi BSE seharga Rp600 ribu per drum.
Mereka mengatakan, hal ini sudah disetujui oleh pihak TNI, Polri dan pemerintah. Lalu, minyak ilegal yang dijual ke Koperasi BSE akan menjadi legal.
BACA JUGA:Hati-hati! ASN Kota Sungai Penuh yang Buang Sampah Sampah Sembarangan Bakal Kena Sanksi
Namun jika tidak dijual ke Koperasi BSE, maka para pelaku akan ditangkap. Mendengar rombongan ini menjual-jual nama TNI dan Polri, Supatman mulai kesal.
Terlebih lagi, rombongan tersebut tidak bisa menunjukkan identitas dan surat tugas. Sempat terjadi perdebatan di sini.
Saat itu lah karena kalah debat, rombongan yang mengaku dari Koperasi BSE ini mulai memvideokan Supatman dan warga lainnya yang sedang berargumen.
Supatman yang sudah dimintai keterangan oleh jajaran Polres Sarolangun mengatakan, dia dan warga kesal karena rombongan tersebut menjual nama institusi, dan mengancam-ancam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: