Pendidikan Ruhani Berbasis Kecerdasan Ruhiologi

Pendidikan Ruhani Berbasis Kecerdasan Ruhiologi

Iskandar, S.Ag.,M.Pd.,M.S.I.,M.H., Ph.D-ist/jambi-independent.co.id-

Sehingga, sifat sombogn dan anggkuh yang ada pada kita bisa tekan dan sebaliknya bersifat tawadhu’ (rendah hati) (Akmansyah, 2016; Muhammad Suwardi: 1991).

Proses transendensi atau relasi vertikal tersebut meniscayakan ruh untuk patuh dan taat dalam menerima perintah yang datang dari wujud yang disembahnya.

Di sini, terjadi proses pendidikan holistik yang dilakukan oleh ruh dalam nuansa kerohanian yang menjadi cikal bakal kecerdasan ruh itu sendiri, yaitu kecerdasan ruhiologi (RQ).

Kecerdasan ruhiologi (RQ) adalah kecerdasan yang berasal dari sisi dalam manusia yaitu “ruh”. Kecerdasan ini merupakan kecerdasan awal yang dimiliki oleh manusia yang merupakan sumber dari ketiga kecerdsan IQ, EQ, dan SQ. Kecerdasan ruhiologi (RQ) adalah kecerdasan yang berasal dari hubungan vertikal (manusia-ruh-Tuhan) melalui pengetahuan agama yang bersifat nonfisik material.

Hal ini tentu berbeda dengan banyak kecerdasan lainnya seperti IQ, EQ, dan SQ yang seringkali bebas nilai sehingga membuat manusia kehilangan ketenangan dalam hidupnya (Iskandar et al., 2019; Baharuddin & Ismail, 2015).

Formulasi kecerdasan ruhiologi sebagai solusi bagi pendidikan nasional di Indonesia. dimensi kajian ruhiologi (Iskandar et al., 2019; Ushuluddin et al., 2021) dari nilai ajaran agama islam yaitu dimulai dari mengenal diri - ibadah- dan puncaknya adalah perubahan tingkah laku/watak atau akhlak dengan cara melenyapkans penyakit hati. Akhlak menurut pendapat Al-Jurjani adalah istilah sifat yang tertanam kuat dalam diri, yang darinya terlahir perbuatan-perbuatan dengan mudah dan ringan, tanpa perlu berpikir dan merenung. 

Berdasarkan pemikiran Absar Ahmad, (2003) menyatakan bahwa pemahaman yang keliru tentang esensi jiwa manusia akan membawa petaka bagi manusia itu sendiri.

Hal ini dikarenakan dalam pandangan agama manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah, sifat fitrah ini pada akhirnya  menuntut manusia untuk selalu berusaha mencari ketenangan.

Tetapi sifat fitrah pada diri manusia sering kali tertutup oleh kabut ide yang membuat spritual manusia menjadi kering, gersang, gelisah, pada akhirnya manusia akan mengalami krisis spritual (Iskandar et al., 2019) (Iskandar, 2009).

Simpulan

Praktek pencapaian tujuan pendidikan nasional lebih dominan mengembangkan  potensi alam pikiran meliputi kognitif, afektif, psikomotor dengan pendekatan paradigma  Intellectual Quotient (IQ), Emotional Quotient (EQ), Spiritual Quotient (SQ) namum demikian, dalam prakteknya kurang melatih domain rohani peserta didik yang berbasis filosofi transedental yang mengejewatah  tujuan utama pendidikan  yang secara eksplisit yaitu dimensi iman, taqwa, dan ahlak mulia.

Oleh karena itu perlu formulasi pendidikan ruhani berbasis transedental yaitu kecerdasan ruhiologi (RQ) untuk dipahami oleh pendidik dan peserta didik secara holistic untuk membimbing paradigma kecerdasan IQ, EQ, SQ untuk pencapaian tujuan pendidikan secara holistic. 

Penulis:

Iskandar, S.Ag.,M.Pd.,M.S.I.,M.H., Ph.D

UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: