Cerita Suku Talang Mamak Hadapi Perubahan Iklim

Cerita Suku Talang Mamak Hadapi Perubahan Iklim

Pameran Pewarta Foto Indonesia (PFI), Minggu 27 Agustus 2023-Foto : PFI-Jambi-independent.co.id

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Dampak krisis iklim kini melanda kehidupan komunitas adat di Talang Mamak yang bermukim di ekosistem Bukit Tigapuluh, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi. Cuaca yang tidak menentu menjadi ancaman bagi produktivitas dan kesejahteraan masyarakat yang masih bergantung pada hasil hutan dan ladang.

"Iklim di wilayah adat Talang Mamak sudah mulai berubah tapi tidak seperti di kota," kata Kindo, toko adat dari Komunitas Talang Mamak, dalam talkshow yang diselenggarakan Pewarta Foto Indonesia (PFI) Jambi, Minggu 27 Agustus 2023.

Kindo menyampaikan hutan bagi Talang Mamak merupakan sumber kehidupan mereka. Dari nenek moyang sampai sekarang, sumber pencarian utama berasal dari hasil hutan. Mereka masih menanam padi ladang secara tradisional.

 Selain itu, mereka menanam sayuran untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, seperti pisang, terong, cabai, sayur-sayuran. Ada pula jernang yang ditanam sendiri atau dipanen langsung di hutan. 

BACA JUGA:Dapat Kejutan Manis, Ini 3 Shio Dapat Rezeki dan Keberuntungan Besar di September 2023, Bisnis Lancar

BACA JUGA:Update Harga Emas Pegadaian 29 Agustus 2023, Alami Kenaikan hingga Rp 3000, Cek Detailnya di Sini

Helen dari KKI WARSI mengatakan dampak perubahan iklim sangat berpengaruh pada kehidupan komunitas adat Talang Mamak. Sebab, hutan adalah sumber penghidupan bagi mereka yang memiliki tradisi besiap (berpindah) untuk mencari tanaman-tanaman hutan untuk sumber penghidupan. 

Mereka punya kearifan lokal tersendiri bagaimana menjaga hutan dan mengmbalikan hutan yang telah dibuka untuk berladang kembali seperti semula. “Talang Mamak menyekat atau membagi hutan sesuai dengan kearifan lokal Talang Mamak,” katanya. 

Ada Rimba Pusaka. Dalam tradisi mereka, wilayah hutan ini tidak bisa dibuka karena dipercaya sebagai ruang bagi nenek moyang. Ada Rimba Jehat yang dipercaya menjadi tempat roh jahat. Ada Huma Besambung yang biasa digunakan untuk berladang dan lainnya.

"Ketika mereka siap menanam padi mereka akan menanam jengkol, durian dan tanaman-tanaman agroforest lainnya yang sangat ramah lingkungan dan kegiatan itu mereka sebut belukar atau kebun," terangnya.

BACA JUGA:Inspeksi Posko di Lapangan, Danrem 042/Gapu Cek Langsung Water Intake Sungai Batanghari Milik PT WKS

BACA JUGA:Digilas Truk Pengangkut Kopi dari Curup Bengkulu, Warga Eka Jaya Tewas di Payo Selincah, Jambi Timur

Talang Mamak juga sangat bergantung pada hasil hutan seperti aren, buah kepayang, karet, madu hutan dan jernang. 

Namun, perubahan iklim berdampak pada mata pencaharian Talang Mamak dan juga berdampak pada pendidikan, kesehatan, meningkatnya konflik internal dan eksternal, terjadinya mobilisasi penduduk. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: