Legenda Batu Menangis, Cerita Dongeng dari Negeri Kalimantan Barat, Kisah Anak yang Durhaka pada Orang Tua

Legenda Batu Menangis, Cerita Dongeng dari Negeri Kalimantan Barat, Kisah Anak yang Durhaka pada Orang Tua

Ilustrasi dongeng Legenda Batu Menangis.--

Setiap sore Darmi selalu berjalan-jalan di kampungnya tanpa tujuan yang jelas. Dia hanya memamerkan wajah cantiknya dan sama sekali tidak mau membantu sang ibu mencari uang di sawah.

Setiap kali ibunya mengajak bekerja ke sawah, Darmi pun selalu menolak. "Darmi! Ayo bantu ibu bekerja di sawah," ajak sang ibu suatu ketika.

BACA JUGA:Ini Amalan Sunnah yang Sebaiknya Dilakukan di Hari Jumat, Raih Seribu Pahala dan Kebaikan

BACA JUGA:Terbaru..!! Ini Aplikasi Gratis yang Bisa Hasilkan Banyak Cuan, Saldo DANA Semakin Melimpah

Ajakan itu langsung ditolak Darmi dengan kasar. "Tidak mau! Aku tidak mau pergi ke sawah. Nanti kuku dan kulitku kotor terkena lumpur," jawab Darmi menolak.

"Apakah kamu tidak kasihan melihatku, Nak?" tanya sang ibu. "Tidak! Ibu saja yang sudah tua bekerja di sawah, karena tidak mungkin lagi ada laki-laki yang tertarik

pada wajahmu yang sudah keriput itu," jawab Darmi dengan ketus. Mendegar jawaban kasar dari Darmi, sang ibu tak bisa berkata-kata. Dengan perasaan sedih, ia pun

berangkat ke sawah untuk bekerja. Namun Darmi tetap saja tinggal di gubuk, terus mendandani dirinya agar terlihat cantik.

BACA JUGA:Simak, Ternyata Inilah 3 Tugas Malaikat Israfil Sebelum Tiup Terompet Sangkakala, Nomor 2 Bikin Nangis

BACA JUGA:Asyiknya, Harga BBM Pertamina Turun, Cek di Sini Harga Pertalite-Pertamax per 13 Mei 2023

Setelah sang ibu pulang dari sawah, Darmi meminta uang upah yang diperoleh Mamanya untuk beli alat-alat kecantikan. "Mana uang upah itu?" seru Darmi kepada sang ibu.

"Jangan, Nak! Uang ini untuk membeli kebutuhan hidup kita hari ini," ujar sang ibu yang memohon.

"Tapi bedakku sudah habis. Aku harus beli yang baru!" kata Darmi.

"Kamu memang anak tidak tahu diri! Tahunya menghabiskan uang, tapi tidak mau bekerja," kata sang ibu yang kesal.

Walaupun kesal dan marah, sang ibu tetap memberikan uang upahnya pada Darmi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: