Strategi Memperkuat Pelaksanaan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim di Provinsi Jambi

Strategi Memperkuat Pelaksanaan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim di Provinsi Jambi

Kanker leher rahim, menjadi salah satu persoalan kesehatan di Provinsi Jambi.-ist-

BACA JUGA:Terungkap, Ini Kronologis Kebakaran 6 Rumah di Nipah Panjang

BACA JUGA:Ini Daftar Nama Pejabat Eselon II Kerinci yang Lulus Lelang Jabatan, Dilantik Bulan Ini

Di Indonesia dengan jumlah insiden sebesar 32.469 dengan angka kematian 18.279 (56%) dari jumlah kasus yang ada menyebabkan kematian. Merupakan kanker nomor 2 pembunuh terbanyak dimana setiap 1 jam 3 wanita terdiagnosa kanker dan setiap 60 menit 1 orang meninggal dunia. Untuk propinsi Jambi prevalensi kanker serviks sebesar 1,5 %. Lebih dari 70% penderita kanker serviks datang dalam kondisi stadium lanjut (3B). 

Di Propinsi Jambi prevalensi kanker leher rahim prevalensi kanker serviks sebesar 0,6% dengan 977 penderita kanker serviks pada tahun 2019-2021. Cakupan deteksi dini yang telah dilakukan sebesar 11,6% dalam kurun waktu 3 tahun terakhir dengan curiga kanker leher rahim sebesar 26 orang. 

Untuk menemukan gejala awal dari kanker leher rahim, bisa dilakukan dengan deteksi dini dengan pemeriksaan IVA tes, pemeriksaan dilakukan dengan tes IVA dengan mengoleskan asam asetat (cuka dapur) yang telah diencerkan (3-5%) ke leher rahim, tenaga kesehatan terlatih akan melihat perbedaan antara bagian yang sehat dan yang tidak normal. 

Asam asetat merubah warna sel-sel abnormal menjadi lebih putih dan lebih menonjol dibandingkan dengan permukaan sel sehat. Pemeriksaan IVA Tes dapat dilakukan di Puskesmas dan salah satu tantangan pelaksanaannya di Propinsi Jambi adalah belum optimalnya kesadaran masyarakat untuk deteksi dini dan kurangnya tenaga provider di Propinsi Jambi.

BACA JUGA:Warga Bungo Temukan Bunga Bangkai di Kebun, Tingginya 1,5 Meter, Ini Penampakannya

BACA JUGA:Ini Update Kondisi Terbaru Indra Bekti, Butuh 3 Bulan Pemulihan

MENGAPA DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM BELUM MAKSIMAL?

Pemerintah sudah melakukan Gerakan Pencegahan dan Deteksi Dini Kanker pada Perempuan Indonesia yang dicanangkan oleh Ibu Negara pada 21 April 2015 dengan rangkaian kegiatan peningkatan kesadaran masyarakat, pencegahan, deteksi dini, dan tindak lanjut yang diharapkan dapat masyarakat dapat mengendalikan faktor risiko kanker dan deteksi dini kanker, sehingga angka kesakitan, kematian, akibat penyakit kanker kanker leher rahim dapat ditekan.

Namun, pada kenyataannya masih banyak masyarakat yang enggan untuk melakukan deteksi dini kanker payudara dan leher rahim baik secara mandiri maupun dengan tenaga kesehatan. Pada tahun 2021, cakupan deteksi dini kanker serviks dengan metoda IVA tes di Propinsi Jambi hanya sebesar 7,6% dari target 25%, maknanya masih banyak wanita usia subur (30-59 tahun) yang belum mendapatkan pelayanan deteksi dini kanker leher rahim menggunakan IVA Tes. 

Berbagai penelitian menyatakan bahwa alasan wanita tidak melakukan deteksi dini kanker payudara dan deteksi dini kanker leher rahim, antara lain karena rendahnya kesadaran kaum wanita untuk menjaga kesehatan reproduksi, menganggap tidak penting untuk melakukan melakukan IVA Tes rendahnya kesadaran kaum perempuan untuk melakukan deteksi dini karena merasa tidak percaya kanker dapat disembuhkan apabila ditemukan sedini mungkin, adanya perasaan malu dan merasa tabu untuk melakukan tes. 

Selain faktor internal dari wanita, terdapat juga kendala dari penyediaan tenaga kesehatan untuk melakukan deteksi dini kanker pada wanita di Propinsi Jambi. 

BACA JUGA:Raih Akreditasi Paripurna dari LARSI, Ini Kata Direktur RSUD Raden Mattaher Jambi dr Herlambang

BACA JUGA:Ini Linknya, Kemensos Salurkan Bantuan Rp 600 Ribu Langsung Cair Melalui Saldo DANA

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: