Pasar Otomotif Diprediksi Dikuasai Mobil Listrik pada 2025

Pasar Otomotif Diprediksi Dikuasai Mobil Listrik pada 2025

Pasar otomotif akan dikuasai mobil listrik pada 2025 mendatang-Foto : ilustrasi-Pixabay

JAKARTA, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Saat ini mobil listrik sudah mulai merajai jalanan. Tak menutup kemungkinan, dua hingga tiga tahun ke depan, kendaraan listrik akan menguasai pasar otomotif dunia.

Ada banyak alasan mengapa mobil listrik nantinya akan menguasai.pasar otomotif. Selain karena tidak perlu menggunakan BBM yang berpengaruh terhadap ramah lingkungan, penggunaan mobil listrik dinilai lebih hemat dan murah.

Hal inipun membuat pabrikan mobil raksasa mulai memproduksi secara besar-besaran kendaraan listrik di seluruh dunia. Mobil listrik ini juga menjadi solusi harga BBM naik.

Selain itu, menggunakan mobil listrik yang dirasakan sangat praktis. Pengguna mobil listrik tidak perlu mengantri membeli BBM di SPBU yang akan membuang waktu.

BACA JUGA:Desember 2022, BBM Jenis Ini Picu Inflasi di Jambi

BACA JUGA:Demam Lato Lato di Jambi, Pedagang Raup Untung

Salah satu perusahaan besar yang memproduksi motor listrik adalah  Volvo Cars. Pabrikan mobil asal Swedia ini mulai bertahap memproduksi mobil listrik dan mengurangi mobil konvensional berbahan bakar minyak (BBM).

“Mr Jim (CEO Volvo Cars, red) bilang bahwa kendaraan elektrik di 2025 menurut prediksi dia, penjualannya menanjak pesat, sekarang masih pelan pelan,” kata Jurnalis Otomotif Fitra Eri melansir dari Youtube @fitraeri pada tanggal 2 Desember 2023.

Dari prediksi itulah, Volvo sudah melakukan investasi sejak 4 tahun lalu mulai dari motor listrik, baterai hingga sistem elektrikal sehingga akan lebih canggih dari sisi teknologi.

“Meskipun banyak perusahaan mobil baru, tapi Volvo tetap mendapat kepercayaan dari konsumennya Pada 2025 nanti, Volvo akan memproduksi 50 persen mobil hybrid dan tahun 2030 full elektrik yang mereka buat,” katanya.

BACA JUGA:Catat! Ini 10 Formasi yang Dibutuhkan pada CPNS Kemenkumham 2023

BACA JUGA:Simak, ini Daftar Harga Rokok Terbaru per 1 Januari 2023

Di dalam video lain, Fitra Eri menceritakan kelebihan dan kekurangan Hyundai Kona Electric yang dia pakai selama satu tahun.

Fitra mengaku perawatan mobil listrik lebih mudah serta biaya rendah dibanding mobil konvensional.

“Persiapan untuk membeli mobil listrik tentu saja harus disiapkan dana karena harganya sedikit lebih mahal. Mudah-mudahan dengan adanya insentif dari pemerintah, mobil listrik lebih murah,” kata Fitra.

Persiapan lain, konsumen mobil listrik juga harus menyiapkan listrik minimal 7.000 watt. Dengan daya tersebut, baterai mobil listrik bisa penuh dalam waktu sekitar 5,5 hingga 6 jam.

BACA JUGA:Ilmu Hukum

BACA JUGA:Catat! Ini 10 Formasi yang Dibutuhkan pada CPNS Kemenkumham 2023

“Kita bisa minta PLN untuk membuat sambungan baru khusus untuk AC Station Charging di rumah. Dengan harga Rp1.600/kwh bisa menempuh 9 kilometer (km),” jelasnya.

Setelah beraktivitas, kita bisa langsung mengisi energi baterai di rumah. Untuk jarak tempuh 1.300 km hanya mengeluarkan biaya Rp250 ribu. Biaya ini lebih murah jika dibanding dengan mengisi bensin (pertamax, red) berkisar Rp12ribu/liter,” sebutnya.

Bahkan, sambungnya, pengguna mobil listrik juga mendapatkan pelayanan Emergency Electric. Seperti Hyundai, konsumen bisa menghubungi Emergency Electric untuk dilakukan pengisian baterai.

“Hanya dalam waktu 15 menit, mobil akan terisi 20 persen dan itu sudah cukup untuk sampai ke rumah. Hyundai juga memberikan garansi untuk baterai selama 8 tahun,” katanya.

BACA JUGA:Ini Jawaban Kejari Serang saat Dituding Nikita Mirzani Terima Uang dari Dito

BACA JUGA:Pertumbuhan Positif, DANA Raih Penghargaan Top Improvers

Selain itu, fitur yang dimiliki mobil listrik khusunya Hyundai Kona Electric sangat lengkap baik dari multimedia maupun fitur lain yang ada di kabin mobil.

“Pajaknya pun murah, seperti Hyundai Kona Elektrik ini berkisar Rp700 juta dengan nilai pajak Rp2,9 juta/tahun,” ucap Fitra.

Dari banyaknya kelebihan tersebut, Fitra juga menceritakan kelemahan dari mobil listrik. Seperti suara ban yang terdengar hingga di kabin mobil suara mesin mobil yang halus.

“Begitu juga jika ingin keluar kota. Pengisian listrik lebih lama dibanding mengisi bensin. Kita berharap ke depan ada ketersediaan fast charging di tempat tertentu, salah satunya rest area. Saya juga menyarankan jika Anda membeli mobil listrik, pastikan ini mobil ke dua sehingga jika ingin bepergian jauh bisa menggunakan mobil lain yang menggunakan bensin,” sarannya.

BACA JUGA:Ini Caranya, Cukup Daftar DTKS Bisa Dapat 3 Bansos di 2023

BACA JUGA:CPNS Kemenkumham 2023 Dibuka, Ada 10 Formasi untuk Lulusan SMA Hingga S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Pada tahun 2022 lalu, Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Korea Selatan, Presiden Yoon Suk-yeol, menghasilkan sejumlah kesepakatan.

Dalam pertemuan itu, Presiden Jokowi juga mendorong Korea Selatan untuk mempercepat ekosistem mobil listrik di Indonesia.

“Kita sambut baik tren perdagangan bilateral yang terus meningkat, kita sepakat untuk terus membuka akses pasar,” ucap Presiden Joko Widodo saat menyampaikan pernyataan pers di Kantor Kepresidenan Yongsan, Seoul, sepert yang dirilis melalui laman presidenri.go.id.

Presiden Jokowi juga mendorong implementasi konkret dari Indonesia-Korea Economic Partnership Agreement untuk mendorong pemenuhan berbagai target tersebut.

BACA JUGA:Ini Caranya, Cukup Daftar DTKS Bisa Dapat 3 Bansos di 2023

BACA JUGA:Ini Daftar Harga Rokok yang Resmi Naik 1 Januari 2023, Efek Naiknya Tarif Cukai

Di bidang investasi, Presiden Jokowi menyampaikan investasi Korea Selatan di Indonesia juga mengalami pertumbuhan pesat dan prospek yang baik khususnya di beberapa bidang termasuk industri baja, petrokimia, baterai kendaraan listrik industri kabel listrik dan telekomunikasi, serta garmen dan energi terbarukan.

Dalam pertemuan dengan Presiden Yoon, secara khusus saya mendorong kerja sama investasi dari Korea terutama di bidang percepatan pembangunan ekosistem mobil listrik di Indonesia termasuk proyek industri baterai terintegrasi dengan pertambangan dan industri baja otomotif untuk kendaraan listrik,” kata Presiden Jokowi.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi juga menyambut baik investasi Korea Selatan dalam pengembangan Ibu Kota Nusantara antara lain kerja sama di bidang pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum, dan capacity building di bidang pembangunan smart city.

“Saya menyambut baik penandatanganan MoU antara Kementerian Investasi dengan POSCO Korea dan Krakatau Steel Indonesia terkait investasi di bidang industri baja otomotif untuk kendaraan listrik dan partisipasi dalam pengembangan Ibu Kota Nusantara dengan nilai keseluruhan investasi mencapai USD6,37 Miliar dan akan menyerap lebih dari 58 ribu tenaga kerja” tutur Presiden Jokowi.

BACA JUGA:Ini Orang Pertama yang Mendarat di Bandara Sultan Thaha Jambi, di Tahun 2023

BACA JUGA:Kemenhub Sebut 8,3 Juta Lebih Orang Bepergian Gunakan Angkutan Umum Selama Libur Nataru

Di akhir pernyataannya, Presiden Jokowi menyampaikan apresiasi terhadap dukungan Korea Selatan bagi Presidensi Indonesia di G20 dan menantikan kehadiran Presiden Yoon untuk hadir di Bali bulan November mendatang.

Sementara itu Presiden Yoon Suk-yeol dalam keterangannya menyampaikan, Korea berkomitmen untuk terus memperkuat kemitraan strategis dengan Indonesia sesuai dengan perkembangan dunia yang dinamis.

“Saya merasa kita punya banyak kesamaan, dan tahun depan kita menyambut 50 tahun hubungan Korea-Indonesia, saya berharap kerja sama dapat setahap lebih maju, dan saya berharap untuk lebih banyak bertemu dan berkomunikasi dengan bapak Presiden Joko Widodo,“ ungkap Presiden Yoon. (Trisno Rusli/disway.id)

Artikel ini juga tayang di palpres.com
Dengan judul mobil listrik diprediksi kuasai pasar otomotif 2025 solusi harga bbm naik apa kelebihan dan kekurangannya

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: palpres.com