Cuaca Tak Menentu, Masyarakat Kesulitan Menjual Pinang Olahan

Cuaca Tak Menentu, Masyarakat Kesulitan Menjual Pinang Olahan

Cuaca tak menentu membuat warga kesulitan menjual pinang olahan-Foto : Arpandi-Jambi-independent.co.id

MUARASABAK, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Hujan yang kerap mengguyur Kabupaten Tanjab Timur belakangan ini, membuat masyarakat yang menggantungkan kebutuhan sehari-hari dari hasil menjual buah pinang menjadi kewalahan.

Ini karena mereka kesulitan saat hendak menjemur buah pinang hasil kebunnya sebelum nantinya dijual ke pengepul.

Trianto, salah seorang warga Kecamatan Geragai, Kabupaten Tanjab Timur ini menuturkan, guyuran hujan yang kerap terjadi di wilayahnya membuat proses penjemuran dan pengeringan buah pinang milik keluarga menjadi lebih lama.

"Hujan sering nian turun akhir-akhir ini mas. Kadang kami baru jemur buah pinang, dak lama tu mulai mendung dan gerimis. Terpaksa kami teduhkan dulu buah olahan kami tu," tuturnya.

BACA JUGA:4 Bentuk Tanjak Palembang, Penutup Kepala Asal Sumatera Selatan yang Pernah Dilarang Belanda

BACA JUGA:Wow! Ini 5 Fakta Unik Palembang, Kota Tertua di Indonesia


Meski saat ini harga jual buah pinang sudah mulai membaik, akan tetapi dengan kondisi cuaca seperti ini, membuat kenaikan harga tersebut belum bisa dirasakan dengan maksimal.

"Kalau harga jual buah pinang sekarang sudah lumayan lah mas, agak tinggi dari sebelumnya," ujarnya.

 

Saat ini, untuk harga jual buah pinang yang sudah diolah atau yang kerap disebut pinang belah kering dibandrol olah pengepul dengan harga Rp 4 ribu per kilogramnya.

 

Sedangkan pinang gantung atau pinang ngelotok, dihargai Rp 8 ribu per kilogramnya. Akan tetapi, masih harus dilihat lagi kualitasnya. 

 

Dimana, pinang jenis ini sebelum dijual harus dalam kondisi kering dan tidak mengalami kerusakan atau bercak kehitaman pada kulit dalamnya.

BACA JUGA:Ini Kata Rektor Unja soal Kasus Oknum Dosen Aniaya Mahasiswa Disabilitas

BACA JUGA:Tambang Emas Ilegal di Jambi Naik 8 Persen, Ini Datanya

 

Sementara itu, pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tanjab Timur memperkirakan, guyuran hujan masih akan terus terjadi di sejumlah wilayah di Kabupaten Tanjab Timur hingga memasuki awal tahun 2023.

 

Indra Gunawan selaku Sekretaris BPBD Tanjab Timur menyebutkan, curah hujan yang cukup tinggi akan melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Tanjab Timur.

 

"Menurut data dari BMKG Provinsi, awal musim penghujan akan terjadi pada awal November, dan puncak musim hujan diprediksi terjadi pada bulan Desember hingga Januari," sebutnya. *

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: