Noviardi: Waspadai Inflasi Jambi Bergerak Liar, Timbulkan Ketakpastian

Noviardi: Waspadai Inflasi Jambi Bergerak Liar, Timbulkan Ketakpastian

JAMBI-INDEPENDENT.CO.IDPengamat Ekonomi Jambi, Noviardi Ferzi mengatakan, pemerintah provinsi kabupaten kota di Jambi perlu mengantisipasi risiko inflasi tinggi tahun ini. 

Sebab kata dia, inflasi tinggi dapat menggerus daya beli masyarakat yang selama ini menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi dalam negeri.

Dalam hal ini Noviardi memperingatkan Gubernur Jambi Al Haris dan jajarannya, untuk perlu mewaspadai risiko percepatan laju inflasi yang naik terlalu tinggi dan turun begitu cepat naik juga cepat atau bergerak liar. 

Kondisi ini menurutnya akan menimbulkan ketidakpastian. 

BACA JUGA:Dilamar Kekasihnya, Kiki Saputri : Terima Kasih Sayang Jangan Cepat Sadar 

BACA JUGA:Semangatnya Satgas TMMD ke-115 Kodim 0415/Jambi saat Bedah Rumah

"Inflasi Jambi ini saya nilai sudah bergerak liar, mirip roller coaster, minggu lalu harga cabe naik, kini turun, seolah tak berpola, menjadi alarm bahaya bagi perekonomian Jambi, tak ada yang pasti sekalipun bagi pengusaha rumah makan, karena cabe yang naik turun," ungkapnya.

Ketika ditanya dampak inflasi, pengamat yang dikenal kritis ini mengatakan akan memangkas daya beli masyarakat miskin dan menahan pemulihan ekonomi.

Karena itu, ia menyatakan pemerintah harus melakukan berbagai upaya untuk menjaga inflasi agar tetap stabil. Upaya tersebut menyusul kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), gas, dan tarif listrik subsidi.

Noviardi juga menyatakan kenaikan laju inflasi pada Juli - Oktober 2022 tidak berada dalam batas wajar karena akumulasi dari berbagai faktor, baik karena kenaikan harga komoditas dan pulihnya permintaan masyarakat, termasuk faktor lokal karena inefisiensi angkutan batubara. 

BACA JUGA:Satgas TMMD ke-115 Kodim 0415/Jambi Latih Anak-anak Bela Diri 

BACA JUGA:Bupati Bungo Serahkan Bukti Kepesertaan BPJAMSOSTEK pada Kejurnas Speed Offroad dan Sprint Rally

Menurutnya, kenaikan inflasi yang terjadi pada kisaran 4-5 persen perlu diantisipasi karena kenaikan ini tidak seiring dengan membaiknya kondisi ekonomi di masyarakat.

Selanjutnya Noviardi menambahkan Inflasi yang rendah dan stabil merupakan prasyarat bagi pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan yang pada akhirnya memberikan manfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: