Masyarakat Jayapura Resah karena Ulah Pendukung Lukas Enembe

Masyarakat Jayapura Resah karena Ulah Pendukung Lukas Enembe

Gubernur Papua Lukas Enembe-Foto : Hendrina Dian Kandipi-Foto: ANTARA News Papua

JAYAPURA,JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID  - Masyarakat Jayapura rupanya sudah gerah dengan ulah para pendukung Gubernur Papua Lukas Enembe.

Salah satunya kritikan datang dari salah satu tokoh pemuda Jayapura, Robert Entong. Robert mengomentari kejadian yang terjadi di Papua yang diakibatkan oleh Gubernur Lukas Enembe.

Dia menilai sikap Lukas Enembe dan keluarga berlit-belit, agar bisa lepas dari jeratan hukum.

Dia juga mengomentari permintaan keluarga dan kuasa hukum Lukas Enembe soal pemeriksaan di lapangan terbuka.

BACA JUGA:Luhut Binsar Sebut Pemerintah Sudah Siapkan Skenario Terburuk Resesi Global

BACA JUGA:Rizky Billar Resmi Jadi Tersangka Kasus KDRT


Robert mempertanyakan hukum apa yang dipakai Lukas Enembe dalam kasus dugaan korupsi yang menjerat orang nomor satu di Papua itu seperti dikutip dari JPNN.com

“Pakai hukum apa? Hukum pemerintah atau hukum adat?” tanya Robert dalam siaran persnya, Rabu 12 Oktober 2022.

Menurut Robert, Lukas Enembe dituduh telah menyalahi aturan pemerintah terkait gratifikasi senilai Rp 1 miliar. Sehingga, yang dipakai adalah hukum pemerintah.

"Lukas menjadi Gubernur Papua karena dipilih rakyat menggunakan hukum pemerintah. Kami tidak pernah pilih dia jadi kepala suku,” ujar Robert.

BACA JUGA:Minta Stop Aktivitas Transportasi Batu Bara Hingga Perbaikan Jalan Selesai, Ini yang Dilakukan Kapolda Jambi

BACA JUGA:Kapolres Bungo Ajak Datuk Rio Gunakan Dana Desa untuk Ketahanan Pangan


Dia pun meminta Lukas bersikap kesatria dan mau bertanggung jawab atas semua perbuatannya sesuai hukum yang berlaku.

“Periksa di ruangan kan bisa disaksikan oleh masyarakat karena sudah ada media massa dan televisi yang bisa menyiarkan supaya masyarakat bisa melihat,” kata Robert.

Jangan bawa-bawa adat dan menjadikan masyarakat sebagai tempat berlindung dari kesalahan,” ujar Robert.

Kepada masyarakat yang masih melindungi Lukas, Robert mengimbau untuk mengakhiri aksi tersebut.

BACA JUGA:Macet akibat Truk Batu Bara di Jambi, Anggota DPR RI Zulfikar Achmad: Jangan Ganggu Jalan Umum

BACA JUGA:IMF Sampaikan Perlambatan Ekonomi Global

“Kumpul-kumpul ratusan orang, bawa panah, bawa kapak, bikin kami masyarakat Jayapura resah. Warga selalu khawatir, tidak bisa kerja dengan tenang,” pungkas dia. *

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: jpnn.com