Panleukimia, Virus Paling Mematikan bagi Anabul, Kenali Gejala dan Ciri-cirinya

Panleukimia, Virus Paling Mematikan bagi Anabul, Kenali Gejala dan Ciri-cirinya

Boba, kucing jenis himalaya-Jennifer Agustia/jambi-independent.co.id-

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Panleukimia, virus paling mematikan yang sangat ditakuti oleh pecinta kucing.

Jika Anak Bulu (Anabul) terkena virus ini, tentu saja pawrent akan terserang panik.



Berdasarkan penelitian, dari 10 kasus, hanya 2 saja yang selamat dan bertahan hidup.

Apakah Anabul pawrent menjadi salah satu dari dua itu, atau salah satu dari delapan kematian.

BACA JUGA:Ngeri Ngeri Sedap, Sri Mulyani Beberkan Kondisi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2023

BACA JUGA:Aneh!! Oknum Polisi di Polsek Kembangan Polres Metro Jakarta Barat Suruh Wartawan Ngomong dengan Pohon

Banyak cerita dari pemilik hewan lucu menggemaskan ini, bahwa sejumlah Anabulnya mati dalam waktu yang tidak berjauhan.

Saya, adalah pawrent dengan 12 Anabul. Mereka hidup bebas di rumah, tidak di kandang. Terdiri dari jenis Himalaya, Mixdom, dan Persia Medium.

Dua Himalaya yang saya milik, diberi nama Boba dan Latte. Boba, berjenis kelamin betina, sesuai dengan namanya Boba, gendut bulat.

Latte lahir beberapa menit setelah Boba, jantan. Keduanya lahir pada 30 Desember 2021 lalu.

BACA JUGA:Sempat Terbakar, Rumah Dinas Wakil Gubernur Jambi Dirobohkan, Ini Penjelasan Karo Umum Muzakir

BACA JUGA:Luhut Binsar Sampaikan Cara Pemerintah Menekan Inflasi jika BBM Naik

Pada awal Juli lalu, Boba terlihat lemas. Tidak seperti biasanya berlari kian kemari. Kegirangan ketika saya pulang ke rumah setelah bekerja.

Dia hanya tidur di lantai, dengan mata sayu. Dia juga tak lagi tertarik bermain bola lempar tangkap. Hanya melirik saja, ketika bola karet seukuran mulutnya saya lempar. Ada yang salah dengan kesehatannya.

Pertolongan pertama, saya rutin memberi vitamin, berharap dengan kandungan vitamin lengkap itu, kesehatannya pulih.

Tapi, keesokan harinya, Boba semakin lemas. Dia tidak lagi tidur di kamar. Dia memilih tidur di atas lemari, di dapur, sendiri. Makan, hanya sekedarnya. Bahkan, bisa dalam sehari tidak mau makan, meskipun disuguhkan makanan basah kesukaannya.

BACA JUGA:Resmi! Kapolda Jambi Mutasi Kapolsek Kota Baru, Ini Jabatan Barunya

BACA JUGA:Truk Tabrak Tiang depan SD, Mengakibatkan 10 Siswa Tewas, 20 Luka Luka

Melihat itu, saya langsung menggendongnya. Yup, menggendong seperti bayi, menimangnya, mengusap2 lehernya.

Tidak ada reaksi, tidak ada dengkuran nyaman. Lalu, terasa basah di sela2 ekor panjang berbulu lebatnya. Rupanya, ada cairan keluar.

Awalnya saya berfikir, mungkin saja Boba ngompol, karena lemas dan tidak sempat ke liter box.

Rupanya itu bukan ngompol. Saya membawanya ke kasur. Lalu dia tertidur beberapa menit, dan di seprei kasur tergenang cairan bening, agak kental, seperti ingus manusia saat baru pertama kali terkena flu. Saya perhatikan duburnya, ternyata cairan itu keluar dari sana. Duburnya pun bengkak.

BACA JUGA:Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran Akhirnya Mutasi Posisi Kasat Narkoba Polres Jaksel

BACA JUGA:Truk Batu Bara di Jambi Sering Bikin Macet, Nasroel: Petugas di Lapangan Sudah Kewalahan

Dua hari dengan kondisi seperti itu. Pup nya mulai encer. Mungkin saja dia terkena diare.

Namun, ada yang aneh. Warna kotorannya menghitam, Bercampur lendir bening.

Boba mulai sering muntah, berwarna bening, berbusa. Cacingan? Tidak. Dia baru saja mengkonsumsi obat cacing, rutin.

Tanggal 4 Juli 2022, saya putuskan memeriksa ke dokter hewan, dekat rumah.

BACA JUGA:Penyalahgunaan BBM Subsidi di Jambi, Polda Jambi Sita 165 Ton BBM, 111 Tersangka Ditangkap

BACA JUGA:Razia Motor dan Mobil, Polres Kerinci Imbau Warga Lengkapi Surat Kendaraan

Diagnosa pertama, Boba terserang diare, tapi ada kemungkinan virus karena muntahnya berbusa. Pada saat itu, Boba diberikan dua jenis obat, antibiotik dan obat diare.

Selang beberapa hari, kondisi badannya mulai membaik. Kotorannya mulai padat.

Namun, pada 18 Juli, Boba kembali terlihat lemas. Dia mulai mengeluarkan cairan bening lagi, muntah lagi. Dan badannya terasa panas, dibanding hari-hari sebelumnya.

Saya memutuskan membawa Boba ke klinik hewan lainnya. Dugaan virus mematikan, kian kuat. Saya meminta testkit virus Panleukimia kepada dokter di sana. Dan apa yang ditakutipun terjadi, Boba positif terserang Panleukimia.

BACA JUGA:Truk Kontainer Tumbur Tower di Bekasi, 8 Orang Tewas

BACA JUGA:Thomas Tuchel Punya Pekerjaa Berat, Usai Chelsea Kalah 2-1 dari Southampton

Ada beberapa ciri kasat mata yang bisa pawrent perhatian ketika ada kecurigaan Anabul terserang Panleukimia. Pertama mencret bercampur lendir. Kemudian, dari duburnya keluar lendir, meskipun tidak sedang pup.

Ketiga, sering muntah, berwarna kuning atau putih, disertai busa. Keempat, nafsu makan menurun drastis, bahkan tidak mau makan sama sekali. Selanjutnya, suhu tubuh tinggi.

Pada artikel berikutnya, akan diulas bagaimana perawatan kucing dengan Panleukimia secara mandiri di rumah.*



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: