Hewan Terkena PMK Masih Aman Dikonsumsi, Dokter Hewan : Harus di Gantung Selama Mungkin dan Direbus 15 Menit

Hewan Terkena PMK Masih Aman Dikonsumsi, Dokter Hewan : Harus di Gantung Selama Mungkin dan Direbus 15 Menit

Hewan ternak yang kena PMK masih aman di potong dan konsumsi dengan berbagai syarat. Foto : pixabay--Disway.id

JAKARTA,JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID -Heboh banyaknya hewan ternak yang sudah terkena penyakit mulut dan kuku (PMK) membuat masyarakat khawatir. Padahal ternyata hewan ini masih bisa dipotong dan aman dikonsumsi. Tentunya dengan berbagai syarat.
 
Disampaikan Kepala Satuan Pelaksana Kesehatan Hewan Pusat Pelayanan Kesehatan Hewan dan Peternakan (Pusyankeswannak) Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta drh. Ramzi bahwa masyarakat tidak perlu terlaku khawatir. Terutama saat Idul Adha nanti.
 
Dikatakannya bahwa hewan yang terkena PMK bisa dipotong dengan syarat dagingnya harus di gantung selama mungkin. 
 
Selain itu untuk proses memasaknya  harus direbus lebih kurang 15 menit.
 
 
 
​​​​​​"Pemotongan bersyarat itu maksudnya setelah hewan dipotong. Dagingnya harus digantung selama delapan jam agar tirisan darahnya kering. Tulang dan kulitnya dibuang. Kepala dan kaki hewan harus direbus kira-kira 15 menit dalam air mendidih​​​​​​," kata drh. Ramzi, Jumat 8 Juli 2022.
 
Itu sebabnya, sebenarnya hampir tak ada perbedaan antara  daging yang terkena PMK dengan daging yang sehat.
 
Meski demikian, dia menyarankan agar masyarakat memilih daging yang digantung baik untuk daging yang sehat atau yang terkena PMK.
 
“Daging yang telah dipotong harus langsung digantung. Semakin lama (daging) digantung, semakin berkualitas. Daging yang bagus itu tidak harus selalu berwarna merah, yang penting dagingnya kenyal”, kata drh. Ramzi.
 
Dokter yang sehari-harinya aktif menangani pasien hewan di Puskeswan Ragunan ini menyatakan bahwa setiap penampungan hewan kurban di DKI Jakarta sudah melalui pemeriksaan kesehatan dari petugas Dinas KPKP.
 
“Jadi engga perlu khawatir lagi apakah hewan kurban itu sakit atau tidak”, kata drh. Ramzi.
 
Drh. Ramzi juga mengatakan kalau memang ada hewan ternak terkena gejala PMK setelah pemeriksaan dari petugas Dinas KPKP, hewan tersebut akan langsung dipindahkan untuk dirawat atau langsung dikirim ke Rumah Pemotongan Hewan (RPH).
 
“Peternak rugi kalau (hewan) yang terkena PMK dibiarkan bersama hewan yang lain karena PMK ini penyakit menular antar hewan”, tutup drh. Ramzi.
 
PMK yang terjadi pada hewan tidak berbahaya untuk manusia, kata drh Ramzi.
 
Penyakit mulut dan kuku yang terjadi pada hewan adalah virus, tapi bukan zoonosis, jadi tidak menular ke manusia. Virus penyakit ini hanya menular antar hewan berkuku dua”, kata drh. Ramz.
 
 
 
Zoonosis adalah penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia atau pun sebaliknya.
 
“Hewan berkuku dua ini seperti sapi, kambing, domba, kerbau dan babi”, tambah drh. Ramzi.
 
Hewan yang terkena PMK adalah mengalami demam tinggi, air liur berlebihan, luka yang tampak di hidung dan kaki hewan, sulit berjalan dan nafsu makan menurun. (viz)
 
 
Artikel ini sudah tayang di disway.id
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: disway.id