Keren,Indonesia Untung Besar Karna Berdagang Dengan India dan Amerika

Keren,Indonesia Untung Besar Karna Berdagang Dengan India dan Amerika

Menjalin perdagangan dengan India dan Amerika,Indonesia alami keuntungan yang besar. Foto : jpnn.com --

JAKARTA,JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID-Neraca perdagangan Indonesia periode Mei 2022 mengalami surplus USD 2,90 miliar.
 
Hal ini berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS).
 
BPS memerinci perdagangan RI mengalami surplus terbesar dengan tiga negara pada Mei 2022, yaitu dengan India, Amerika Serikat, dan Filipina.
 
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Setianto mengatakan surplus tersebut mencakup nilai ekspor USD 21,51 miliar dan impor USD 18,61 miliar.
 
 
 
"Surplus neraca perdagangan ini terjadi selama 25 bulan berturut-turut," ujar Setianto pada konferensi pers, Rabu 15 Juni 2022.
 
Setianto menyampaikan surplus neraca diperoleh dari transaksi perdagangan sektor nonmigas, yakni USD 4,75 miliar. Namun, tereduksi defisit perdagangan sektor migas sebesar USD 1,86 miliar.
 
Adapun komoditas nonmigas penyumbang surplus terbesar pada Mei 2022 ialah bahan bakar mineral, besi dan baja, serta lemak dan minyak hewan nabati.
 
Surplus terbesar disumbang oleh perdagangan RI dengan India dengan angka USD 1,5 miliar pada Mei 2022 dan komoditas utama berupa bahan bakar mineral dan produk kimia.
 
Kemudian, surplus terbesar kedua disumbang oleh Amerika Serikat yang mencapai USD 1,2 miliar dengan komoditas utama mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya, dan aksesori atau rajutan.
 
Selanjutnya, surplus Indonesia dengan Filipina mencapai USD 833,6 juta menyumbang surplus pada Mei 2022 dengan komoditas utama bahan bakar mineral, kendaraan dan bagiannya.
 
 
 
Perdagangan Indonesia juga mengalami defisit dengan beberapa negara, di antaranya Australia mengalami defisit USD 535,5 juta dengan perdagangan utamanya bahan bakar mineral, logam mulia, dan perhiasan atau permata.
 
Lalu, defisit perdagangan juga terjadi dengan China sebesar USD 479,8 juta, di mana komoditas penyumbang defisit terbesar, yakni mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya seperti dilansir dari jpnn.com.
 
Lebih lanjut, perdagangan dengan negara tetangga Thailand juga mengalami defisit USD 331,9 juta dengan komoditas utama penyumbang defisit, yakni gula, kembang gula, serta plastik dan barang dari plastik. (viz)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: