Cerita Sahir Saputra, Bocah 15 Tahun Pengemudi Pompong

Cerita Sahir Saputra, Bocah 15 Tahun Pengemudi Pompong

Kapal pompong biasa digunakan sebagian masyarakat Tanjab Barat sebagai transportasi sungai ataupun laut. Biasanya dikendalikan orang dewasa dalam mengemudikan kapal pompong. Namun, siapa sangka di Kelurahan Betara Kanan, Kecamatan Kualabetara, Kabupaten Tanjungjabung Barat ada bocah berusia 15 tahun menjadi pengemudi kapal pompong.

KHAIRUL UMAM, Jambi Independent

Dia adalah Sahir Saputra, anak kedua dari pasangan Ali dan Erna. Hampir setiap hari dia mengemudikan kapal pompong membawa penumpang dari Desa Betara Kanan menuju desa tetangga, yaitu Desa Parit Deli. Melawan arus dan membelah ombak dari Sungai Parit Deli selama hampir lima menit ia lakoni setiap hari.

Sahir merupakan sosok remaja pemberani mengambil pekerjaan sebagai pengemudi kapal pompong, meski dengan risiko yang cukup tinggi. Sahir menyebutkan bahwa menjadi pengemudi kapal pompong ini telah ia lakoni sejak lima bulan terakhir.

Sebelumnya ia hanya berada di rumah dan beraktivitas seperti anak seusia pada umumnya, bermain dan belajar. Pekerjaan ini pun sebetulnya adalah pekerjaan kakaknya. Namun karena sang kakak mendapatkan pekerjaan lain, Sahir memilih untuk melanjutkan menjadi pengemudi kapal pompong.

"Awalnya abang kami yang kerja, tapi kemarin dapat kerjaan lain. Jadi saya yang gantikan. Jauh-jauh hari saya sudah belajar membawa kapal pompong ini," ungkap Sahir.

Kegiatan belajar mengajar yang masih secara daring menjadi pertimbangan Sahir untuk melanjutkan menjadi pengemudi kapal pompong. Ia menyebutkan ada banyak waktu luang yang tersisa selama tidak belajar tatap muka. 

Sahir merupakan siswa kelas 3 di SMP 3 Betara, Kabupaten Tanjab Barat, melihat peluang lain yang di pikir lebih bermanfaat dari sekedar bermain. Sahir memutuskan untuk memanfaatkan waktu dengan mnejadi pengemudi kapal pompong. Kapal itu merupakan pinjaman pihak kecamatan. Dia hanya diminta merawat dan tidak diminta sewa.

Sejak pukul 08.00 wib hingga pukul 17.00 wib, Sahir bisa mendapatkan rata-rata uang sebesar Rp70 ribu. Bahkan jika mujur, ia bisa mengumpulkan uang sebesar Rp100 ribu. Uang yang di dapatnya pun tidak hanya untuk jajan, namun sebagian disebutnya di tabung.

"Penghasil tidak menentu karena kan tergantung penumpang. Makin banyak penumpang, ya semakin banyak juga dapatnya. Tidak hanya untuk jajan, tapi sebagian juga ditabung," terangnya.

Sahir punya cita-cita tinggi. Dia tidak ingin selamanya bekerja sebagai pengemudi pompong. Setelah menamatkan SMP, ia pun akan melanjutkan ke jenjang SMA. "Uang tabungan dari mengemudi pompong ini nanti untuk bisaya masuk SMA, buat kebutuhan sekolah, beli buku, beli tas. Minimal bantu mengurangi biaya orangtua dari perlengkapan sekolah," tuturnya. 

Kondisi pandemi ini dengan belajar daring, tidak membuat Sahir senang. Dia mengaku sangat rindu sekolah, bertemu guru, dan teman sekelas.

Ia rindu beraktivitas setiap harinya ke sekolah. "Ya rindu kalau ke sekolah. Bertemu guru, kawan-kawan, bisa main di sekolah. Rindu pakai seragam. Semoga pandemi cepat selesai dan bisa sekolah seperti dulu lagi," tutupnya. (*/ira)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: