Waduh! Ombudsman Sebut Publik Saat Ini Hadapi Dilema Harga Beras Mahal Kualitas Rendah
Ilustrasi. Ombudsman minta pemerintah perhatikan tata kelola.-ist/jambi-independent.co.id-
JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Presiden Prabowo Subianto diminta menugaskan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk mengaudit tata kelola pangan agar lebih akuntabel dan pembagian peran antarinstansi lebih jelas.
Anggota Ombudsman, Yeka Hendra Fatika, menilai kenaikan harga beras saat ini bukan disebabkan keterbatasan stok, melainkan tata kelola yang belum optimal.
Menurut dia, baik program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) maupun bantuan pangan belum mampu menekan harga beras agar sesuai harga eceran tertinggi (HET).
Ombudsman memperkirakan potensi kerugian negara akibat lemahnya tata kelola perberasan mencapai Rp3 triliun.
BACA JUGA:Wah! Lemhanas Minta Tambahan Anggaran Tahun 2026 Jadi Rp321 Miliar ke Komisi I DPR RI
Kerugian itu muncul dari mahalnya biaya pengadaan gabah, penyimpanan stok mendekati 4 juta ton, hingga rendahnya penyaluran cadangan beras pemerintah.
“Publik kini menghadapi harga tinggi, kualitas rendah, dan distribusi terbatas. Jika kondisi ini dibiarkan, kepercayaan masyarakat terhadap lembaga penyelenggara pangan akan runtuh,” ujar Yeka seperti dilansir beritasatu.com dari Antara, Rabu 3 September 2025.
Ia mengungkapkan, realisasi bantuan pangan beras baru mencapai 360.000 ton atau 98,62 persen, lebih rendah dibandingkan tahun 2024.
Sementara itu, realisasi penyaluran SPHP baru 302.000 ton atau sekitar 20 persen dari target 1,5 juta ton, dengan distribusi harian rata-rata hanya 2.392 ton, jauh di bawah kebutuhan sekitar 86.700 ton.
BACA JUGA:Rumahnya Dijarah Massa, Ini Tanggapan Astrid Kuya
Pemantauan Ombudsman sejak Agustus 2025 di Karawang, Pasar Induk Beras Cipinang, 137 ritel tradisional di 25 provinsi, serta ritel modern di Jabodetabek menunjukkan pasokan gabah ke penggilingan padi menurun.
Dari 35 ritel modern yang dipantau di Jabodetabek, 8 di antaranya tidak memiliki stok beras sama sekali.
Harga beras premium berkisar Rp14.700 per kilogram hingga Rp32.400 per kilogram, sedangkan beras nonpremium mencapai Rp21.000 per kilogram hingga Rp37.500 per kilogram.
Beras SPHP dijual Rp12.500 per kilogram, namun mutu dan kualitasnya kerap dikeluhkan masyarakat.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:




