b9

Demo Siswa SMKN 7 Tanjab Barat, Dinas Pendidikan Provinsi Jambi Bakal Kirim Pengawas

Demo Siswa SMKN 7 Tanjab Barat, Dinas Pendidikan Provinsi Jambi Bakal Kirim Pengawas

Aksi demo yang digelar siswa SMKN 7 Tanjab Barat, hari Senin 13 Oktober 2025.-dok/jambi-independent.co.id-

JAMBI, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Siswa SMKN 7 Tanjab Barat menggelar aksi unjuk rasa di sekolah, hari Senin 13 Oktober 2025.

Menyikapi hal ini, Dinas Pendidikan Provinsi Jambi akan turun tangan.

Hal ini disampaikan oleh Kabid Pembinaan Dinas Pendidikan Provinsi Jambi, Harmonis, saat dikonfirmasi.

"Kami akan menindaklanjuti terkait tuntutan yang disampaikan oleh para siswa, dan dalam waktu dekat kami akan meminta pengawas pendamping satuan pendidikan untuk turun langsung melakukan mediasi dengan siswa yang menyampaikan aspirasinya,” kata dia.

BACA JUGA:PPN 11 Persen Bisa Turun! Menkeu Purbaya: Kita Lihat Dulu Kondisi Ekonominya

Ia juga mengimbau kepada seluruh siswa, khususnya siswa SMK, agar kedepan lebih fokus pada proses pembelajaran. 

Menurutnya, segala kekurangan yang ada di sekolah, baik sarana maupun prasarana, sebaiknya disampaikan melalui mekanisme yang tepat.

“Kami berharap penyampaian aspirasi dapat dilakukan melalui jalur diskusi atau usulan resmi melalui OSIS. Dengan demikian, aksi unjuk rasa tidak perlu terjadi lagi, karena pada dasarnya siswa, guru, kepala sekolah, dan orang tua merupakan satu keluarga besar dalam satuan pendidikan,” tegasnya.

Seperti diketahui, ratusan siswa SMKN 7 Tanjab Barat menggelar demo di halaman sekolah. Mereka protes dan menilai bahwa pengelolaan dana sekolah tidak transparan.

BACA JUGA:BPOM Pastikan Produk Pangan Indonesia Aman dari Cemaran Radioaktif

Selain itu, para siswa ini juga mengeluhkan minimnya fasilitas pendukung kegiatan belajar dan ekstrakulikuler.

Dalam aksi tersebut, mereka menyuarakan kekecewaan terhadap pihak sekolah yang dinilai tidak memperhatikan kebutuhan dasar sarana pendidikan. 

Dalam orasi yang disampaikan, siswa SMKN 7 Tanjab Baat menyoroti penggunaan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) yang disebut tidak berdampak nyata bagi siswa.

“Kami hanya ingin kejelasan, kenapa fasilitas sekolah kami rusak dan kegiatan ekstrakurikuler tidak punya dana. Bahkan pembina harus keluar uang pribadi untuk kegiatan,” ujar salah satu perwakilan siswa dalam orasinya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: