Lonjakan Bunuh Diri Anak, Psikolog Ungkap Kerentanan Depresi pada Gen Alpha
Ilustrasi-Ilustrasi: sayanganak.com-
"Sering kali anak justru belajar mengelola emosi dari gawai, bukan dari orang tua," ujarnya.
Lebih jauh, Nurul menjelaskan bahwa pengasuhan yang terlalu bergantung pada teknologi menyebabkan anak tidak terbiasa mengekspresikan perasaan secara sehat.
Di sisi lain, paparan informasi yang tidak terfilter membuat mereka mudah membandingkan diri dengan orang lain di media sosial, sehingga menimbulkan tekanan psikologis tambahan.
Untuk mencegah depresi atau tindakan berbahaya lainnya, ia menekankan pentingnya peran keluarga dan sekolah sebagai lingkungan terdekat bagi anak.
Orang tua diminta membangun komunikasi yang lebih suportif, menciptakan aturan penggunaan gawai yang sehat, serta memberi contoh cara mengekspresikan emosi secara tepat.
BACA JUGA:Kompak Turun! Ini Daftar Harga Emas Hari Ini 15 November 2025
Di sekolah, guru perlu dibekali kemampuan mendeteksi perubahan perilaku siswa secara dini, sementara sistem rujukan ke psikolog atau konselor harus diperkuat.
Nurul berharap bahwa ke depan, Gen Alpha dapat tumbuh dalam lingkungan yang memahami dan memvalidasi perasaan mereka.
Ia menegaskan bahwa ketahanan emosional anak harus menjadi prioritas yang setara dengan pencapaian akademik.
Dengan begitu, anak-anak memiliki keberanian untuk mencari bantuan ketika menghadapi kondisi mental yang sulit.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:




