WHO Apresiasi Inovasi Indonesia dalam Pengembangan Fitofarmaka, Dexa Jadi Contoh Praktik Terbaik
WHO-IRCH melihat langsung pusat riset obat herbal -Ist/jambi-independent.co.id-
JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Jejaring kerja sama internasional di bawah koordinasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang berfokus pada penguatan regulasi obat herbal.
WHO International Regulatory Cooperation for Herbal Medicines (WHO-IRCH), memberikan apresiasi terhadap langkah Indonesia dalam pengembangan fitofarmaka atau obat berbahan alam yang teruji secara ilmiah.
Menurut WHO-IRCH Secretariat, Pradeep Dua, upaya yang dilakukan oleh produsen farmasi nasional, PT Dexa Medica, sejalan dengan strategi WHO dalam mendorong pengembangan obat herbal yang bersifat komplementer dan integratif.
"Saya melihat bahwa Dexa melakukan integrasi dan inovasi dalam pengembangan produk yang terkait dengan keanekaragaman hayati yaitu fitofarmaka," ujar Pradeep saat mengunjungi Dexa Laboratories of Biomolecular Sciences (DLBS) di Cikarang, Jawa Barat, Kamis 16 Oktober 2025.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Standardisasi Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik BPOM RI, Dian Putri Anggraweni, menyebut bahwa inovasi Dexa sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam memperkuat ekosistem riset obat bahan alam nasional.
"Perusahaan ini telah melakukan banyak inovasi dalam pengembangan obat herbal. Kita bisa berbagi best practice tentang bagaimana Dexa Medica mengembangkan obat herbal menjadi produk berkelas global," ungkapnya.
BACA JUGA:Waduh! Menkeu Purbaya Murka, Ancam Pecat Pegawai Bea Cukai yang Nongkrong di Starbucks
Sejak 2005, DLBS telah mengembangkan obat berbahan alam dengan integrasi teknologi 4.0, mulai dari penemuan bahan aktif berbasis Tandem Chemistry Bioassay System (T-CEBS) hingga pemantauan kualitas produk pascaproduksi.
Director of Business Development and Scientific Affairs PT Dexa Medica, Profesor Raymond Tjandrawinata, menjelaskan bahwa pendekatan ilmiah menjadi kunci keberhasilan riset ini.
Ia menegaskan bahwa jika desain dan riset dilakukan secara benar sejak bahan baku hingga produk jadi, maka kualitas obat herbal bisa menyaingi obat kimia.
BACA JUGA:Pangeran Mateen Resmi Umumkan Akan Menjadi Seorang Ayah
Salah satu contoh inovasi Dexa adalah produk Disolf, obat berbasis cacing tanah (Lumbricus rubellus) untuk melancarkan sirkulasi darah.
Raymond menambahkan bahwa beberapa produk fitofarmaka kini mulai diresepkan oleh dokter, meskipun belum masuk dalam Formularium Nasional JKN.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:



