Kurang Minum Air Picu Stres Lebih Tinggi, Studi: Respons Hormon Kortisol Naik hingga 50 Persen
Ilustrasi Kurang Minum Air Picu Stres Lebih Tinggi--
JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan bahwa kurang minum air ternyata dapat meningkatkan respons hormon stres dalam tubuh.
Temuan ini dipublikasikan oleh ilmuwan dari Liverpool John Moore University (LJMU) dan memperlihatkan kaitan langsung antara hidrasi tubuh dengan kadar hormon kortisol, yaitu hormon utama yang dilepaskan saat seseorang mengalami stres.
Dalam penelitian yang dimuat di Science Daily dan dilansir The Star, para ilmuwan menemukan bahwa orang yang mengonsumsi kurang dari 1,5 liter cairan per hari memiliki kadar kortisol hingga 50 persen lebih tinggi dibandingkan mereka yang minum sesuai anjuran harian, yakni 2 liter untuk perempuan dan 2,5 liter untuk laki-laki.
"Kortisol adalah hormon stres utama dalam tubuh, dan reaksi kortisol yang berlebihan terhadap stres dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular, diabetes, dan depresi," jelas Profesor Neil Walsh, ahli fisiologi dari LJMU sekaligus pimpinan penelitian tersebut.
Penelitian ini melibatkan 32 partisipan muda yang dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan jumlah asupan cairan mereka satu kelompok dengan konsumsi rendah (kurang dari 1,5 liter per hari) dan satu kelompok dengan konsumsi cukup sesuai rekomendasi.
Selama tujuh hari, tingkat hidrasi mereka dipantau melalui sampel urine dan darah, sebelum menjalani The Trier Social Stress Test (TSST), yaitu simulasi stres sosial yang umum digunakan dalam penelitian psikologi.
Uji stres tersebut dilakukan melalui wawancara kerja palsu dan tes aritmatika di bawah tekanan waktu, sementara para peneliti memantau kadar kortisol melalui sampel air liur sebelum dan sesudah tes.
Hasilnya, kelompok yang kurang terhidrasi menunjukkan lonjakan kortisol yang jauh lebih besar, meskipun kedua kelompok mengalami reaksi fisik stres yang serupa, seperti peningkatan detak jantung, tangan berkeringat, dan mulut kering.
"Kedua kelompok merasakan kecemasan yang sama dan mengalami peningkatan detak jantung yang sama selama tes stres, namun orang-orang yang kurang terhidrasi karena tidak minum cukup air setiap hari, memiliki respons kortisol yang jauh lebih besar," ungkap Walsh.
Sementara itu, Dr. Daniel Kashi, anggota tim peneliti LJMU, menambahkan bahwa temuan ini memperkuat pentingnya menjaga asupan cairan harian yang cukup.
"Asupan cairan yang cukup dapat membantu tubuh anda mengatasi stres dengan lebih efektif... menyimpan sebotol air dapat menjadi kebiasaan sehat yang bermanfaat bagi kesehatan anda dalam jangka panjang," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:



