b9

Gula Tambahan dan Gaya Hidup Buruk Bisa Tingkatkan Risiko Alzheimer, Ini Kata Ahli Gizi

Gula Tambahan dan Gaya Hidup Buruk Bisa Tingkatkan Risiko Alzheimer, Ini Kata Ahli Gizi

Ilustrasi penyakit Alzheimer-freefik-

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Penyakit Alzheimer merupakan bentuk demensia yang paling umum terjadi, menyumbang sekitar 60 hingga 70 persen dari seluruh kasus. Penyakit ini bersifat progresif, ditandai dengan kerusakan dan kematian sel-sel otak yang secara bertahap mengganggu daya ingat, kemampuan berpikir, hingga aktivitas sehari-hari.

Dalam laporan EatingWell, dijelaskan bahwa risiko demensia dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk usia lanjut, faktor keturunan, serta kebiasaan gaya hidup yang dijalani.

Salah satu aspek gaya hidup yang berpengaruh besar adalah pola makan. Pemilihan jenis makanan yang tepat diyakini dapat membantu menurunkan risiko penurunan fungsi kognitif di usia tua.

Ahli nutrisi sekaligus spesialis kesehatan otak Maggie Moon, MS, RD menyebutkan beberapa jenis makanan yang sangat baik untuk menjaga fungsi otak. Di antaranya adalah blueberry liar yang mengandung antioksidan tinggi, aneka salad hijau yang kaya vitamin B, ikan salmon yang memiliki kandungan asam lemak omega-3 antiinflamasi, kacang hitam yang sarat serat, dan kenari yang merupakan sumber terbaik dari omega-3 ALA nabati di antara jenis kacang-kacangan lainnya.

BACA JUGA:Jambi Berduka! Atlet Taekwondo Jambi Oki Yusmika Meninggal Dunia Usai Berjuang Melawan Kanker Ganas

BACA JUGA:Ketemu! Begini Kondisi Warga Batang Hari yang Tenggelam saat Cari Kerikil

Meskipun tidak ada satu jenis makanan pun yang secara langsung menyebabkan demensia, konsumsi gula tambahan dalam jumlah tinggi disebut sebagai salah satu faktor yang patut diwaspadai.

Moon menjelaskan, sebuah penelitian menunjukkan bahwa asupan gula tambahan yang berlebihan bisa melipatgandakan risiko demensia. Termasuk dalam kategori ini adalah gula dari permen, minuman manis seperti kopi berperisa, kue-kue manis, hingga soda.

Ahli gizi Laura M. Ali, MS, RDN menambahkan bahwa pola makan yang tinggi gula tambahan secara konsisten berpotensi memicu terbentuknya plak amiloid di otak. Plak ini bisa mengganggu proses komunikasi antarsel otak dan sering ditemukan dalam jumlah besar pada pasien Alzheimer.

Ali mengutip hasil studi yang menyebutkan bahwa tambahan 10 gram gula per hari setara dengan 2,5 sendok teh berkaitan dengan peningkatan risiko Alzheimer sebesar 1,3 hingga 1,4 persen. Bahkan, kelompok dengan konsumsi gula tambahan tertinggi memiliki risiko terkena Alzheimer hingga 19 persen lebih tinggi dibanding kelompok lainnya.

BACA JUGA:Terungkap! Ini Tujuan Ganja 200 Kilogram yang Ditangkap Satresnarkoba Polresta Jambi

BACA JUGA:Tak Disangka, GBK Putar Suara Desahan Wanita di Area Publik ,Manajemen Akhirnya Angkat Bicara!

Untuk menekan potensi berkembangnya penyakit Alzheimer, para ahli menyarankan berbagai langkah preventif selain membatasi asupan gula. Di antaranya adalah rutin melakukan aktivitas fisik, melatih kekuatan otot, berhenti merokok, serta aktif bersosialisasi guna menjaga fungsi otak tetap terasah seiring pertambahan usia.

Mereka yang memiliki kondisi medis seperti hipertensi atau diabetes juga dianjurkan menjaga kestabilan kesehatan mereka dengan baik agar tidak memperburuk risiko demensia.

Dalam hal pola makan, disarankan untuk memperbanyak konsumsi makanan sehat seperti biji-bijian utuh, aneka jenis kacang, buah beri, sayuran hijau, serta minyak zaitun. Penelitian menunjukkan bahwa pola makan seperti ini dapat memberikan perlindungan terhadap penurunan fungsi otak.

Moon menegaskan bahwa pola makan rendah lemak jenuh dan minim gula tambahan berperan besar dalam menjaga kesehatan otak, karena kedua zat tersebut berkaitan dengan peningkatan stres oksidatif, inflamasi, serta terbentuknya plak dan kekusutan saraf yang berkaitan dengan Alzheimer.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: