Jangan Diabaikan, Ini Dia 4 Tanda Anak Mengalami Obesitas
Ilustrasi: Obesitas anak-Ist/jambi-independent.co.id-Freepik.com
3. Munculnya Acanthosis Nigricans (Lipatan Kulit yang Gelap)
Acanthosis nigricans adalah kondisi di mana kulit pada lipatan seperti leher, ketiak, atau selangkangan menjadi lebih gelap, tebal, dan terasa kasar. Ini bukan masalah kebersihan, melainkan bisa menjadi tanda resistensi insulin kondisi awal menuju diabetes tipe 2, yang sering terjadi pada anak obesitas.
Tanda ini sering kali terabaikan karena dianggap sebagai kotoran atau perubahan kulit biasa. Padahal, ketika muncul bersamaan dengan berat badan berlebih, perlu segera dikonsultasikan ke dokter. Semakin cepat dikenali, semakin besar peluang untuk mencegah komplikasi kesehatan lainnya.
BACA JUGA:Tingkatkan Mood dan Kurangi Stres, Ini Dia Manfaat Senam Aerobik
4. Gangguan Pola Tidur dan Mendengkur saat Tidur
Anak obesitas juga sering mengalami gangguan tidur, termasuk mendengkur keras saat malam hari. Ini bisa menjadi tanda obstructive sleep apnea, yaitu kondisi di mana saluran napas tersumbat akibat penumpukan lemak di area leher dan dada.
Tidur yang terganggu dapat membuat anak mudah mengantuk di siang hari, sulit fokus, dan lebih rewel.
Masalah ini sering diabaikan karena dianggap hanya kebiasaan tidur buruk. Namun jika dibiarkan, sleep apnea bisa memengaruhi pertumbuhan, perkembangan otak, hingga kestabilan emosi anak.
Pemeriksaan medis sangat disarankan jika anak menunjukkan gejala ini secara terus-menerus.
BACA JUGA:Penting Untuk Kesehatan Gigi dan Mulut, Ternyata Lidah Juga Perlu Dibersihkan
Obesitas pada anak bukan sekadar persoalan berat badan yang bertambah. Ada banyak tanda-tanda fisik dan perilaku yang bisa menjadi sinyal bahaya, dan sayangnya sering terlewatkan.
Dari perubahan postur tubuh hingga gangguan tidur, semua bisa menjadi petunjuk penting bahwa anak sedang mengalami kelebihan berat badan yang perlu ditangani serius.
Dengan mengenali empat tanda di atas sejak dini, orang tua dapat segera berkonsultasi dengan tenaga medis dan menerapkan perubahan gaya hidup yang lebih sehat. Pencegahan selalu lebih baik daripada pengobatan, terutama untuk menjaga masa depan anak agar tetap sehat, aktif, dan percaya diri.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:




