Nyawa di Jalan Raya

Senin 22-12-2025,11:31 WIB
Reporter : Risza S Bassar
Editor : Risza S Bassar

Ketika seseorang memilih tertib di jalan, sesungguhnya ia sedang menghormati kehidupan orang lain. Sebaliknya, ketika pelanggaran dianggap sepele, yang dipertaruhkan bukan hanya risiko pribadi, tetapi juga hak orang lain untuk selamat. 

Dalam perspektif ini, tertib lalu lintas bukan tindakan teknis, melainkan sikap etis yang mencerminkan penghargaan terhadap nyawa sebagai nilai yang tidak bisa dinegosiasikan.

BACA JUGA:Bocoran Terbaru Poco M8 dan M8 Pro, Performa dan Fitur Unggulan Lengkap

Peran Kesadaran Kolektif

Upaya penegakan hukum dan edukasi keselamatan tetap menjadi pilar penting dalam menciptakan ketertiban di jalan raya. Namun, efektivitasnya sangat bergantung pada kesadaran kolektif masyarakat.

Tanpa budaya yang menghargai keselamatan, aturan akan selalu diuji dan dilanggar. Sebaliknya, ketika budaya tertib tumbuh, kepatuhan tidak lagi bergantung pada pengawasan, tetapi pada kesadaran bersama bahwa setiap pelanggaran membawa konsekuensi bagi banyak orang. 

Kesadaran kolektif inilah yang membedakan masyarakat yang sekadar taat aturan dari masyarakat yang benar-benar peduli pada keselamatan.

Membangun Jalan Raya yang Manusiawi

Jalan raya yang aman bukan hanya soal infrastruktur dan regulasi, tetapi soal cara pandang. Ia menuntut perubahan dari asal cepat menjadi asal selamat, dari urusan saya menjadi urusan kita. 

BACA JUGA:Nokia Hyper 5G Jadi Perbincangan, Spesifikasi Gahar dan Fitur Canggihnya Bikin Penasaran

Perubahan ini tidak terjadi secara instan. Ia dibangun melalui pendidikan sejak dini, teladan di ruang publik, konsistensi kebijakan, serta narasi yang terus-menerus menempatkan keselamatan sebagai kepentingan bersama. 

Ketika keselamatan dipahami sebagai tanggung jawab kolektif, jalan raya tidak lagi diperlakukan sebagai arena adu kepentingan, melainkan sebagai ruang bersama yang harus dijaga.

Pada akhirnya, kualitas jalan raya mencerminkan kualitas relasi sosial kita. Jika kita menginginkan jalan yang lebih aman, pertanyaannya bukan hanya seberapa ketat aturan diterapkan, melainkan sejauh mana kita bersedia bertanggung jawab satu sama lain di ruang publik.

*Oleh: Fidelis Gulo

(Pemerhati isu keselamatan lalu lintas)

Kategori :