Nyawa di Jalan Raya
Fidelis Gulo-ist/jambi-independent.co.id-
JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Setelah pelanggaran lalu lintas dianggap biasa dan kecelakaan kerap dipahami sebagai musibah, persoalan yang lebih mendasar sesungguhnya muncul: siapa yang bertanggung jawab atas keselamatan di jalan raya?
Jawaban yang sering terdengar adalah individu. Pengendara diminta berhati-hati, pejalan kaki diminta waspada, dan setiap orang diingatkan untuk menjaga diri sendiri. Pendekatan ini tidak keliru, tetapi tidak pernah cukup.
Jalan raya bukan ruang privat. Ia adalah ruang publik yang mempertemukan banyak orang dengan kepentingan berbeda dalam satu lintasan yang sama. Karena itu, keselamatan di jalan tidak bisa dipikul oleh individu semata, melainkan harus dipahami sebagai tanggung jawab kolektif.
Jalan Raya sebagai Ruang Bersama
Di jalan raya, keselamatan seseorang tidak hanya ditentukan oleh kehati-hatiannya sendiri, tetapi juga oleh keputusan orang lain yang bahkan tidak ia kenal.
BACA JUGA:Punya HP 5G Wajib Coba! Setting Ini Bikin Internet Makin Kencang
Ketika satu pengendara melanggar batas kecepatan atau melawan arus, pengguna jalan lain dipaksa menanggung risiko yang tidak mereka pilih. Inilah karakter dasar ruang publik: risiko bersifat saling terkait.
Karena itu, keselamatan lalu lintas tidak dapat dipahami sebagai urusan personal, melainkan sebagai hasil dari perilaku kolektif yang saling memengaruhi.
Tanggung Jawab yang Sering Dipersempit
Dalam praktik sehari-hari, tanggung jawab keselamatan kerap dipersempit menjadi soal kepatuhan pribadi. Jika terjadi kecelakaan, perhatian segera tertuju pada siapa yang salah, bukan pada mengapa kondisi memungkinkan kesalahan itu terjadi.
Cara pandang ini membuat upaya pencegahan berhenti di permukaan. Selama fokus hanya pada individu terakhir dalam rantai peristiwa, pola yang lebih besar: kebiasaan melanggar, toleransi sosial, serta cara pandang terhadap risiko, luput dari evaluasi.
BACA JUGA:Reses, Edi Purwanto Pantau 1.000 unit BSPS yang Telah Dibawa ke Jambi
Padahal, keselamatan tidak pernah berdiri sendiri. Ia dibentuk oleh budaya, pendidikan, kebijakan, dan keteladanan yang berlangsung terus-menerus.
Keselamatan sebagai Nilai Kemanusiaan
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:




