JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Matahari mulai terik, waktunya nelayan menarik jala yang dipasang tadi pagi.
Senyum membingkai di wajah Irfan, sang nelayan, 2 ikan kakap berukuran besar terjerat dalam jala. Dua kakap ini melengkapi hasil tangkapan hari ini.
Hasil tangkapan sudah lebih cukup untuk memenuhi kebutuhan hari ini.
Menjelang jam makan siang, ia sudah bisa pulang ke daratan untuk menjual hasil tangkapan.
BACA JUGA:Bidhumas Polda Jambi Gelar Bimbingan Teknis untuk Persiapan Pilkada Serentak 2024
BACA JUGA:Kelelahan saat Berenang, Warga Bungo Tenggelam di Sungai Batang Tebo
Kini Irfan dan nelayan di Desa Tungkal Satu, bisa melaut lebih dekat.
Tidak perlu jauh sampai ke tengah, jaring dan jala dapat dipasang di sungai sekitar hutan mangrove.
Berkat ini mereka tuai dari upaya menjaga kawasan hutan mangrove.
Masyarakat di Desa Tungkal Satu umumnya bekerja sebagai nelayan dan petani yang bergantung pada ekosistem mangrove.
BACA JUGA:Satgas TMMD ke-121 Kodim 0415/Jambi Bangun Sumur Bor di Desa Muaro Sepabo, Kecamatan Mestong
BACA JUGA:Bikin Bete, Ini Cara Hilangkan Noda Hitam Bekas Jerawat di Wajah
Jika ekosistem mangrove rusak, hasil tangkapan sulit, dan kebun terendam berujung gagal panen.
Karena itu masyarakat melakukan serangkaian upaya pemulihan lingkungan melalui kegiatan pembibitan dan penanaman mangrove di kawasan Hutan Mangrove Pangkal Babu.
Upaya-upaya pemulihan lingkungan datang dari inisiatif masyarakat secara urunan dan gotong royong.