Dalam versi ini, konflik antara Si Pahit Lidah dan Aria Tebing menjadi elemen sentral dalam cerita.
BACA JUGA:Mantap, Deretan Aplikasi Ini Paling Bisa Hasilkan Saldo Dana Gratis
BACA JUGA:Jangan Salah, Kegiatan Spele ini Bisa Turunkan Berat Badan Loh
Perseteruan keduanya akhirnya membuat Si Pahit Lidah mengasingkan diri dari masyarakat dan memperoleh kesaktian.
Namun, kesaktian ini juga memiliki dampak negatif, di mana setiap sumpah yang diucapkan oleh Si Pahit Lidah mengubah objeknya menjadi batu.
2. Versi Kedua: Kisah ini berfokus pada pertempuran antara Si Pahit Lidah dan Si Mata Empat. Dalam cerita ini, hanya adu kesaktian antara kedua tokoh tersebut yang diceritakan.
Sayangnya, kisah ini berakhir tragis dengan kematian Si Pahit Lidah akibat tipu muslihat Si Mata Empat.
BACA JUGA:Deretan Bahan Alami ini Mampu Jadi Obat Herbal Asam Urat
BACA JUGA:Bahaya, Ternyata Ngantuk Berlebih Bisa Menjadi Pertanda Tubuh Tak Sehat
Variasi Lokal
Selain dua versi utama, setiap daerah di Sumatera Selatan memiliki variasi cerita tentang Si Pahit Lidah yang tercermin dari latar belakang budaya dan sejarah mereka sendiri.
Kisah-kisah ini sering kali terkait dengan situs megalitik yang ada di daerah mereka, seperti cerita tentang Batu Puteri yang berhubungan dengan Si Pahit Lidah di Tanjung Telang, Kabupaten Lahat.
Cerita-cerita ini membuktikan keanekaragaman budaya dan sejarah di seluruh Sumatera.
Pentingnya Melestarikan Warisan Budaya
Legenda Si Pahit Lidah adalah contoh nyata bagaimana cerita rakyat menjadi sarana penting dalam memahami dan merayakan warisan budaya.
BACA JUGA:Anda Ingin Menerapkan Diet Air Putih, Simak Cara Aman Agar Bisa Turunkan Berat Badan