BACA JUGA:BREAKING NEWS: Kecelakaan Truk Batu Bara di Pijoan Muaro Jambi, 1 Orang Meninggal Dunia
Meskipun pertarungan dimulai dengan kesan bahwa Serunting adalah yang lebih kuat, Aria Tebing tahu rahasia kelemahannya.
Dengan cepat, Aria Tebing menombak ilalang yang bergetar di padang itu, mengungkapkan bahwa Serunting kehilangan kekuatannya. Serunting pun terluka parah.
Merasa dikhianati oleh istrinya, Serunting memutuskan untuk pergi ke Gunung Siguntang untuk bertapa. Di sana, ia mendengar suara gaib dari Sang Hyang Mahameru yang menawarkan kekuatan gaib.
Syaratnya adalah ia harus bertapa di bawah pohon bambu hingga seluruh tubuhnya tertutupi daun bambu. Tanpa ragu, Serunting setuju.
BACA JUGA:Kasus Sopir Truk Asal Lampung Tewas di Jambi, Ini Hasil Penyelidikan Polisi
BACA JUGA:Anti Bohong, Ini 5 Zodiak Paling Jujur, Sangat Dipercaya Orang Sekitar
Selama dua tahun, Serunting menjalani tapa dengan tekun. Ia merasa lapar dan haus tidak lagi mengganggunya.
Setelah tubuhnya tertutupi daun bambu, Sang Hyang Mahameru datang dan memberikan ilmu kesaktian kepadanya: segala yang ia ucapkan akan menjadi kenyataan.
Dengan kesaktian baru ini, Serunting kembali ke desanya. Di perjalanan pulang, ia mengubah sejumlah pohon tebu menjadi batu dengan ucapannya yang ajaib.
Karena itu, ia dikenal sebagai Si Pahit Lidah. Ketika ia tiba di Bukit Serut yang tandus, ia mengubahnya menjadi hutan belantara.
BACA JUGA:Siap-siap! PLN Jadi Raksasa Pelaku Carbon Trading yang Melantai di Bursa Karbon Indonesia
BACA JUGA:Bahaya, Ternyata Ngantuk Berlebih Bisa Menjadi Pertanda Tubuh Tak Sehat
Di sebuah desa, ia membantu sepasang suami istri tua yang ingin memiliki anak dengan mengubah sehelai rambut nenek menjadi seorang bayi laki-laki.
Saat perjalanan Si Pahit Lidah menuju Sumidang, ia terus berbuat baik kepada makhluk hidup di sekitarnya.
Ketika ia kembali ke kampung halamannya, rasa dendamnya terhadap Aria Tebing sudah lenyap. Ia meminta maaf kepada adik iparnya dan istri tercintanya.