John Eka Powa sendiri, ketika diwawancara usai pelantikan mengatakan, pihaknya fokus bagaimana untuk meningkatkan kenyamanan transportasi. Tidak hanya untuk angkutan hasil tambang, tapi juga angkutan hasil bumi seperti kelapa sawit, dan angkutan orang.
“Kita akan memanajemen transportasi bersama kepolisian. Bagaimana penggunaan jalan itu bisa nyaman ber transportasi, intinya itu,” kata John.
Dia mengatakan, memang ada titik-titik krusial kemacetan parah yang dilalui angkutan batu bara ini. Seperti di Tembesi dan Talang Duku yang harus diantisipasi.
Solusinya bisa saja dengan penambahan kantong parkir di Talang Duku. Namun, dirinya belum bisa menjanjikan berapa lama bisa mengatasi persoalan ini, karena akan mempelajari dan berkoordinasi terlebih dahulu dengan stakeholder terkait.
Terkait penambahan kantong parkir itu, dia mengatakan berproses. Untuk jangka pendek ini, akan dilakukan pembinaan terhadap kantong-kantong parkir yang sudah ada.
BACA JUGA:Direktur PT TBM Sebut Telah Melewati berbagai Tahapan untuk Dapat Proyek
BACA JUGA:Nah Loh! Izin Ponpes Al Zaytun Dicabut? Ini Penjelasan Jubir Kemenag
“Kita akan pelajari dulu, berkoordinasi, dan kolaborasi dengan semua pihak terkait. Yang jelas, kami akan mengurai kemacetan itu,” katanya.
Dia mengatakan, tidak bisa menetapkan target 100 hari atau sejenisnya. Karena pekerjaan mengurai macet ini, sifatnya progres.
Dia juga akan mencoba memaksimalkan jalur air untuk angkutan tambang ini. Namun, yang menjadi persoalan adalah terjadinya pendangkalan sungai Batanghari. Ada dua titik yang terjadi pendangkalan, seperti di Mersam dsn Malapari.
“Kita koordinasi juga tentang pendangkalan ini, apa akan dilakukan pengerukan sungai, atau bagaimana nanti,” katanya. *