Ketegangan Diplomatik, Kapal Pesiar China Coret Jepang dari Rute
Ilustrasi-ANTARA/jambi-independent.co.id--
JAMBI - INDEPENDENT.CO.ID - Ketegangan politik antara China dan Jepang kini mulai berdampak pada sektor pariwisata, khususnya industri kapal pesiar. Sejumlah operator kapal pesiar asal China dilaporkan mulai mengalihkan rute perjalanan mereka dari berbagai pelabuhan di Jepang dan memilih pelabuhan-pelabuhan di Korea Selatan (Korsel) sebagai alternatif.
Informasi ini terungkap dari jadwal terbaru kapal pesiar serta keterangan para agen perjalanan dan pengelola pelabuhan, Jumat, 21 November 2025.
Mereka menyebut bahwa memanasnya hubungan diplomatik kedua negara membuat wisatawan China dialihkan dari Jepang menuju Korsel.
BACA JUGA:Kemenag Umumkan Jadwal Seleksi PPIH 2026, Pendaftaran Dibuka Mulai 22 November
Sumber ketegangan ini bermula dari komentar Perdana Menteri (PM) baru Jepang, Sanae Takaichi, yang dalam rapat parlemen menyatakan bahwa serangan China terhadap Taiwan yang mengancam keberlangsungan Jepang dapat memicu respons militer.
Pernyataan tersebut muncul hanya beberapa hari setelah pertemuan Takaichi dengan Presiden China, Xi Jinping, di mana keduanya sepakat untuk menjaga hubungan bilateral yang stabil.
Pernyataan Takaichi dianggap sebagai perubahan sikap signifikan dari pemerintah Jepang, yang sebelumnya cenderung menghindari pembahasan isu Taiwan secara terbuka demi mencegah ketegangan dengan Beijing. China sendiri terus menegaskan klaim kedaulatannya atas Taiwan.
BACA JUGA:GAC dan Magna Mulai Produksi SUV Listrik AION V di Eropa untuk Percepat Ekspansi EV
Dampak dari situasi ini mulai terlihat dalam sektor pariwisata laut. Adora Magic City, salah satu kapal pesiar China yang biasanya melayani rute ke Pulau Jeju di Korsel serta beberapa kota pelabuhan Jepang, mengubah jadwal perjalanannya untuk Desember.
Kapal tersebut memutuskan tidak lagi berhenti di pelabuhan Fukuoka, Sasebo, dan Nagasaki sesuai rencana awal.
Berdasarkan pengumuman dari situs resmi Pemerintah Provinsi Jeju, kapal itu kini akan berlabuh jauh lebih lama di Jeju, yakni antara 31 hingga 57 jam, dibandingkan hanya sekitar 9 jam pada jadwal sebelumnya.
BACA JUGA:Simak! Harga Emas Turun Serentak 22 November 2025
Seorang pejabat Provinsi Jeju menyebutkan bahwa perubahan jadwal diminta langsung oleh operator kapal pesiar tanpa alasan spesifik, namun ia menduga keputusan tersebut berkaitan erat dengan hubungan tegang China-Jepang.
Ia bahkan menyebut, "Sepertinya mereka sedang menyiapkan rencana cadangan."
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:




