Menkeu Purbaya Tegaskan Dana Rp 200 Triliun Jangan untuk Beli Dolar
Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa-ANTARA-
JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa mengingatkan lima bank milik negara (Himbara) agar tidak menyalahgunakan dana pemerintah sebesar Rp 200 triliun untuk membeli dolar Amerika Serikat (AS).
Ia menekankan, dana tersebut harus digunakan untuk mendorong sektor produktif dan kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat, bukan untuk transaksi spekulatif.
Dalam Investor Daily Summit 2025 di Jakarta, Jumat 9 Oktober 2025, Purbaya menjelaskan bahwa penempatan dana pemerintah di perbankan bertujuan memperluas akses kredit, memperkuat likuiditas nasional, dan menjaga stabilitas ekonomi.
BACA JUGA:Austria Pesta 10 Gol, Denmark Gilas Belarusia 6-0 di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Eropa
"Saya tanya, berapa pertumbuhan kredit anda sekarang? Sebelumnya 8 persen, begitu saya inject itu udah naik ke 11 persen. Terus dia tanya ke saya boleh enggak saya kasih pinjem uang itu ke properti dan otomotif, saya bilang boleh saja," ujar Purbaya.
Ia menegaskan, pemerintah tidak mempermasalahkan sektor yang dibiayai selama masih produktif, tetapi melarang keras penggunaan dana tersebut untuk membeli valuta asing.
"Sebetulnya operasi keuangan saya enggak ada urusan, uangnya mau ditaruh di mana, yang penting jangan beli dollar ya. Kalau beli dollar saya sikat dia. Saya pengawas Danantara, masih bisa nyikat," tegasnya.
BACA JUGA:Penerimaan TKD Turun Jauh, Gubernur Jambi Temui Menteri Keuangan Purbaya
Kementerian Keuangan sebelumnya menempatkan Rp 200 triliun dana pemerintah di lima bank Himbara: Bank Mandiri, BNI, BRI, BTN, dan BSI.
Ketiga bank besar, yakni Mandiri, BNI, dan BRI, masing-masing menerima Rp 55 triliun karena tergolong Kelompok Bank Berdasarkan Modal Inti (KBMI) 4. Sementara BTN mendapatkan Rp 25 triliun, dan BSI memperoleh Rp 10 triliun.
BSI menjadi satu-satunya bank syariah penerima dana karena mampu menyalurkan pembiayaan ke wilayah Aceh, yang menerapkan sistem keuangan syariah penuh.
BACA JUGA:Wah! Piaggio Resmi Luncurkan Vespa LX dan Officina 8
Menkeu juga memaparkan capaian penyaluran dana oleh kelima bank tersebut. Bank Mandiri mencatat realisasi tertinggi dengan 74 persen, disusul BRI sebesar 62 persen, dan BNI sebesar 50 persen. Sementara itu, BTN masih tertinggal dengan serapan baru 19 persen.
"Padahal dia (BTN) yang ngomongnya paling kenceng 'Desember udah habis duitnya'. (Ternyata) baru 19 persen," ujar Purbaya dengan nada heran.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:



